Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Trik agar Tulisan Menjadi "Headline" di Kompasiana Zaman Dulu

21 Februari 2018   13:39 Diperbarui: 21 Februari 2018   13:56 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis di K itu untuk berbagi I Sumber illustrasi : Kompasiana.com

"Waduh, sudah ada HL berita di rubrik bola" keluh saya dalam hati. "Yang masih "mungkin" itu gaya hidup, wisata dan tekno. Ayo bikin tulisan tentang itu saja" pikir saya. 

Terkadang lucu juga mengingat dan menceritakan bagaimana strategi saya sekitar tiga tahun lalu itu untuk bisa membuat tulisan saya sehingga mempunyai probabilitas tinggi untuk menjadi Headline(HL). Sekarang HL sudah dirubah menjadi Artikel Utama (AU).

Sebagai newbie saat itu (dan juga mungkin sekarang), saya tahu diri bahwa tulisan saya akan sulit bersaing dengan tulisan Gustaff Kusno, Ellen Maringka, Ifani,  Thamrin Dahlan, Ira Oemar, Pakde Kartono, Pepih Nugraha, Pak Tjip dan nama-nama lain yang tulisan opini, esai, reportase politik, gaya hidup, bola dan olahraganya yahud-yahud.

Selain itu, saat itu saya belum terlalu paham dengan berbagai ungkapan tentang menulis seperti ; menulislah sebagai bagian dari berbagi, menulis bukan karena untuk mendapat penghargaan,  menulislah dari jiwa dan sebagainya dan ungkapan bijak lainnya tentang menulis.

Saya hanyalah orang yang senang, gembira apabila tulisan hancur saya dipindahkan dari terbaru menjadi artikel pilihan lalu  berharap cemas untuk dapat menjadi Headline.

Melelahkan juga kalau harus terlalu lama menunggu waktu untuk ada di tempat itu (rubrik HL), karena alasan tulisan saya kalah bersaing dari nama-nama besar itu. Sebab itu saya harus memikirkan bagaimana cara yang mujarab. Setelah dilakukan pengamatan dan analisis, maka untuk penulis kelas ban serep seperti saya, maka kekuatan utamanya harus yang aktual dan harus cepat.

Caranya gampang-gampang sulit, harus belajar pola penayangan HL terlebih dulu.  Menurut saya, dahulu pola tulisan menjadi HL di Kompasiana jaman "old" itu seperti ini; kolom HL hanya akan memuat satu tulisan HL dari satu rubrik saja dalam waktu tertentu. Misalnya sudah ada HL di rubrik bola/olahraga maka butuh waktu sehari sampai dua hari untuk tulisan itu tetap bertengger.

Berbeda seperti sekarang ini, dalam sejam dua jam, tulisan kita dapat menjadi HL meski ada tulisan HL lain dalam rubrik yang sama.

Pola ini membuat saya harus memikirkan tema berdasarkan lamanya sebuah tulisan di rubrik tertentu. Contohnya, jikalau tulisan HL di rubrik wisata sudah bertahan lebih dari tiga hari, maka logika saya admin akan mencari tulisan wisata lain untuk menggantikan tulisan itu.

Maka saya akan segera membuat sebuah tulisan wisata, lalu cepat mempostingnya. Kesempatan HL terbuka lebih lebar jika menggunakan trik ini. Trik ini bekerja sempurna di rubrik-rubrik yang masih kurang peminat saat itu, seperti wisata, hiburan dll karena waktu itu tulisan politik di K menjamur, dengan banyak penulis hebat.

Soal kecepatan dan aktualitas, pada saat itu juga menjadi pandu bagi saya. Selain melihat peluang dari segi waktu penayangan rubrik, maka kecepatan memposting juga menjadi pertimbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun