Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Gobbi" di Tengah Rivalitas Fiorentina dan Juventus

10 Februari 2018   06:18 Diperbarui: 10 Februari 2018   12:10 1700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bernadeschi, menyakit LA Viola I Sumber Illustrasi : Kompas.com

Sabtu, 6 April 1991. 

"Saya tidak mau menendang penalti di sini" ujar Baggio. 

Saat itu, Juventus dalam ketinggalan 0-1 dari Fiorentina berkat gol Diego Fuser. Artemio Franchi bergemuruh, Luigi De Agostini yang menggantikan peran Baggio gagal mengeksekusi dengan mulus. Tendangannya berhasil ditip kiper La Viola, Gianmatteo Mareggini. Juventus akhirnya kalah saat itu. Kontroversi semakin menjadi-jadi ketika Baggio terlihat mengambil, memegang dan mencium syal Fiorentina yang dilemparkan kepadanya.  

Pertandingan Fiorentina melawan  Juventus tidaklah sepanas derby Turin dan tidak semenarik derby d'Italia melawan Inter, tetapi kebencian Fiorentina terhadap Juventus membuat pertandingan ini selalu menjadi perhatian. Salah satunya memang menyangkut Baggio.

Pada 19 Mei 1990, tindakan anarkis terjadi di Florence. Batu bata, bom molotov, potongan besi, rantai dan banyak benda lainnya dilemparkan fans kepada polisi ; 50 orang terluka dan sembilan lainnya ditangkap. Flavio Pontello, presiden Fiorentina, hampir terkunci di markas klub karena kerusuhan itu, karena dia telah melakukan hal yang tidak terpikirkan: menjual pemain bintang dan kesayangan mereka Roberto Baggio ke Juventus.

Uang sebesar 25 juta lira yang menjadi rekor transfer dunia saat itu tak cukup untuk meredakan kemarahan mereka. Bagi mereka, pemain bintang tak boleh dijual, apalagi menjualnya ke Juventus? Apa?

Anarkisme memang sempat menjadi-jadi karena Ingatan para fans Fiorentina bercampur aduk dengan sakit hati yang terjadi pada Seri A musim 1982. Pada  16 Mei 1982. Saat  itu Serie A Italia musim 1981/82 memasuki giornata pamungkas. Fiorentina sedang berada di puncak klasemen dengan poin yang sama dengan Juventus. Pertandingan penentuan harus dilakoni, manakala Fiorentina harus bertandang ke Cagliari, Juventus  juga bertamu ke Catanzaro.

Babak pertama kedua pertandingan itu berakhir 0-0. Di babak kedua, terjadi insiden berbau kontroversial. Wasit menganulir gol Fiorentina, Daniele Bertoni, ketika pertandingan sudah memasuki menit ke-75, karena dinilai offside. Di lain sisi, Juve sanggup meraih keunggulan 1-0, lewat gol Liam Brady. Laga usai dan Juventus pun menjadi Scudetto.

Sesudah itu kota Florence berubah. Para pendukung Fiorentina telah menjadikan kota mereka "zona anti-gobbizzata dengan kata dasar gobbi. Istilah "gobbi" biasanya digunakan untuk meremehkan Juventus dan Juventini.  

Paling tidak ada 3 (tiga) maksud dari penggunaan Gobbi. Pertama, gobbi itu diartikan sebagai keberuntungan. Fans La Viola selalu merasa bahwa keberhasilan Juventus hanya karena selalu dinaungi keberuntungan. Mereka (Fio) anti pada keberuntungan, karena mereka yakin Fiorentina lebih baik dari Juventus.

Kedua, arti kata 'gobbo' (jamaknya: 'gobbi') dalam bahasa Italia berarti hunchbacked dalam bahasa Inggris. Kata ini bisa dimaknasi sebagai "tertunduk" atau "tertindas". Gambaran bungkuk dan tertindas ini mirip seperti tokoh dalam  film The Huncback of Notre Dame.

Pendukung Fiorentina terus menyindir pendukung Juventus sebagai kelompok masyarakat yang selalu tertindas oleh kaum kapitalis. Mayoritas masyarakat di Turin yang berprofesi sebagai buruh pabrik, menjadikan pendukung Fiorentina merasa selalu lebih baik daripada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun