Soal kepemimpinan, rival Buffon di AS Roma, Daniel De Rossi mempunyai pendapat sendiri. "Buffon punya mental juara dan mentalitas yang luar biasa. Dia adalah pemain yang selalu ingin menang, bahkan di setiap latihan," ujar De Rossi. "Dia adalah nilai yang hebat di dalam lapangan maupun dalam ruang ganti," tambah gelandang senior timnas Italia ini.
Bintang Juve era sekarang, Dybala juga ikut berkomentar. "Buffon adalah pemimpin. Pertama kali bertemu dia, saya sangat kagum. Dia memperlihatkan hasrat besar untuk berkembang dan ingin menang," ungkapnya pemain yang dijuluki La Joya ini.
Senior yunior merasakan apa yang telah dilakukan Buffon di dalam dan di luar lapangan. Buffon tak tinggi hati dengan segudang pujian ini, semakin di atas Buffon semakin merendah. “Jika Anda tetap rendah hati, tidak ada mimpi yang tak terjangkau”ujar Buffon.
"Pada setiap laga, saya ingin menunjukkan bahwa saya pantas bermain di level ini meskipun usia saya sudah tua. Saya ingin bekerja keras setiap hari untuk mencapai tujuan ini. Saat saya pensiun nanti, saya ingin orang sedih dengan keputusan itu," tambah Buffon.
Artinya apa? Jikalau akhirnya Buffon mengakhiri karirnya tanpa trofi Liga Champions pun, Buffon tetaplah seorang pewaris sejati. Warisannya untuk sepak bola tidak akan sebanding dengan trofi apapun. Warisan memang tak harus sebuah trofi. Terimakasih Buffon!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H