Kupang kembali menunjukkan keasliannya. Rumput ilalang mulai berwarna coklat kering dan cadas karang mulai terlihat. Tanda bahwa musim hujan sudah perlahan beranjak pergi, dan kemarau akan menjadi teman akrab bagi masyarakat kota kupang. Sehingga Pantai dan air laut menjadi pilihan terbaik untuk sekedar menyegarkan diri.
“Ke Tablolong yuk..” ajak kaka ampi seorang teman lewat WA, saat sore di hari Jumat. Libur Paskah memang cukup panjang di Kupang. Sayang kalau dilewatkan tanpa menikmati keindahan alam dalam wujud rekreasi bersama.
“Ayoo…pagi-pagi yaaa, biar tidak terlalu panas” jawab saya. “Okee..” balas kaka Ampi. Pantai Tablolong berjarak sekitar 30 Km dari Kota Kupang. Berada di barat Pulau Timor, pantai di desa Tablolong ini menuntut waktu perjalanan sekitar 45 menit.
Sabtu pagi kami mulai bergerak dari Kupang dengan sepeda motor sekitar jam 6 pagi. Dalam perjalanan, ingatan waktu masa kecil saya kembali terbayang. Pantai ini kerap dikunjungi keluarga kami jikalau libur panjang sekolah.
Akhirnya saya dan k ampi sampai juga di Tablolong. Sekarang, kawasan di sekitar pantai ini sudah mulai bersolek. Ada beberapa lopo yang sudah mulai dibangun, baik yang gratis maupun berbayar. Tulisan besar berwarna-warni bertuliskan Laut Sawu juga tertata rapi di sudut lengkung indah pantai Tablolong.
Air sedikit surut, tetapi Tablolong masih seperti dulu menunjukan keelokannya. Pasir putih tebal panjang terbentang menjadi teman air laut jernih pagi itu. Ada beberapa spot keindahan di Tablolong yang biasanya menyita perhatian pewisata, mulai dari teluk di depan villa maupun pantai di dekat balai karantina ikan.
Sekitar pukul delapan seperempat air sudah cukup pasang. Paling tidak cukup untuk membuat kami berenang mengapung. Air jernih dengan ombak yang belum besar membuat kami sesekali berdiam seperti bermeditasi di air laut. Mencoba meniru tingkah beberapa orang yang berlaku seperti ini di pantai di Sanur.
Untuk ketenangan?. Entahlah, karena selain lambaian gelombang kecil yang menerpa punggung selebih itu panas di kepala lebih suka mendorong kami untuk menenggelamkan diri di air laut yang dingin dan sedikit hangat ini.