Di Signal Iduha Park yang masih sepi, para suporter Monaco berpekik : “Dortmund ! Dortmund !. Sebelumnya diberitakan, pertandingan Liga Champions antara tuan rumah Dortmund melawan AS Monaco ditunda, karena ledakan yang terjadi di dekat bus pemain tuan rumah.
Sebelum ledakan terjadi kedua belah pihak mulai dari pemain, pelatih dan tentu saja pendukung mengukus rasa kebencian dan keberanian biar itu matang sempurna kala kedua tim bertanding. "Kami tidak takut menghadapi mereka," kata Gelandang AS Monaco, Fabinho sehari sebelum bertanding.
Wajar saja, karena pertarungan di kompetisi paling elit eropa ini menjadi pembuktian bagi mereka. Â AS Monaco dan Dortmund dianggap sebagai klub kasta kedua di bawah klub-klub besar dan berpengalaman seperti Barcelona, Bayern Muenchen, Real Madrid dan Barcelona. Jika mampu saling mengalahkan, maka jalan mereka untuk menjuarai kompetisi ini terbuka lebar karena keempat klub raksasa juga lagi saling membunuh di babak ini.
Namun kebencian itu luluh di Stadion Signal Iduha Park, beberapa menit sebelum pertandingan. Saat itu stadion berkapasitas 80 ribu orang itu sudah mulai dipadati para pendukung terutama pendukung tim tamu, AS Monaco. Berita tentang bom yang meledak di dekat bus pemain Dortmund yang bersiap ke stadion, membuat seisi stadion sempat terdiam.
Malahan bek tengah Dortmund asal Spanyol, Marc Batra dikabarkan menderita luka ringan dan harus dibawa ke rumah sakit. Seluruh punggawa Dortmund terguncang.
Kesepian melanda seisi stadion. Taka dal lagi kebencian, yang ada adalah rasa kepedulian dan saling memiliki. Suporter sontak spontan Monaco berpekik : “Dortmund ! Dortmund !. Sebuah kejadian yang jarang sekali terjadi, sebuah tim musuh memberi dukungan kepada tim lawan.
Atas nama kemanusiaan, hal itu menjadi mungkin. Malahan sesudah itu, manajemen Dortmund meminta supporter Dortmund dapat berbagi tempat menginap dengan pendukung Monaco yang harus menunggu hingga besok. Tak ada waktu untuk egor rivalitas, sekarang terjadi adalah saling berbagi.
Saya mencintai sepak bola karena alasan ini. Sepak bola bukan sekedar bicara tentang persaingan, saling sikut satu sama lain untuk meraih gelar juara tetapi sepak bola sudah melampaui ini dengan memberikan pesan yang sarat dengan nilai tinggi kemanusiaan.
18 Maret 2012. Fabrice Muamba, tiba-tiba kolaps dan terjatuh di lapangan. Tidak bergerak. Stadion White Hart Lane yang menampilkan pertandingan antara Tottenham Hotspurs melawan Bolton Wanderers harus terhenti pada menit ke-41. Bukan saja terhenti dan terdiam, tetapi tiba-tiba teriakan tangisan muncul dimana-mana, baik dari supporter Bolton maupun Hotspurs.
Selam sepuluh menit penanganan tim medis terhadap Muamba, pemain dan penonton di stadion menjadi hening. Semua menaikkan doa bagi Muamba. Di lorong stadion, Muamba sempat tak bernapas namun akhirnya membaik. Karena apa?. Rasa kemanusiaan melalui doa yang dipanjatkan bersama. Tanpa memandang rivalitas, klub maupun perbedaan yang ada.