Waktu masuk SMP , saya mendapat seragam lengkap dari Sekolah dimana saya diterima. Baju seragamnya terasa pas, tapi beda jauh dari celana yang saya terima. Celana pendek biru itu kependekan. Saking pendeknya, beberapa teman mengira saya memakai celana renang berbahan kain katun berwarna biru ke sekolah. Malu hati saya mengingat pengalaman itu.
Beberapa teman lain malahan memohon orangtuanya untuk menjahitkan celana baru yang lebih proporsional. Sedangkan saya berusaha menikmati celana tersebut, karena sepanjang bisa dipakai takkan mungkin dijahitkan yang baru oleh orang tua saya.
Celana ini beberapa saat menjadi bahan olokan, hingga para pengolok akhirnya bosan. Bosan karena paha kurus saya yang terlihat hampir utuh karena celana pendek itu mulai tidak menarik lagi. Syukurlah. Haha.
Saya terhibur bukan karena mulainya hilangnya olokan itu, tetapi karena motivasi dari Rizal, teman saya di kelas. Laki-laki bugis kecil ini celananya tidak pendek tetapi ada tanda setrika hitam di bagian pantat celana. Katanya, Bibinya yang lupa mengangkat setrika arang punyanya di rumah, tetapi saya yakin dia sendiri yang melakukannya makanya tidak dibelikan yang baru.
Berulang kali dibully karena celana bekas setrikaan itu, dia berhasil menutup mulut haters dengan permen yang dikeluarkan dari celana “cacatnya” itu untuk diberikan ke seantero kelas. Wuihh...
Mengenai keberhasilannya menghalau haters, Saya ingat kata bangganya, “ Ah, lu tausah peduli dengan celana pung model, yang penting apa yang di dalam celana itu” kata Rizal dengan bahasa Kupang tapi dengan logat bugis yang kental. ("Pung" artinya punya-Bhs.Kupang).
Tentu maksud di dalam celana adalah banyaknya permen yang disimpannya di saku celana. Hebat.
Melihat dinamika mendekatnya pilgub DKI Jakarta 2017 muncul nama Sandiaga Uno yang semakin mengerucut menjadi lawan paling “kelihatan” dari Ahok nantinya setelah Risma tidak mau maju sebagai Cagub DKI Jakarta.
Sorotan masyarakat dan media akan terang benderang ke arah Sandiaga Uno. Pilihannya untuk mau dicalonkan oleh Gerindra terkadang menjadi balutan yang agak “cacat” untuk dilihat. Hal ini dikarenakan melihat gerak-gerik Gerindra yang terkesan “buruk” di tingkat DPRD DKI dengan tertangkapnya kader mereka karena disangkakan Korupsi.
“Celana” yang dipakai Sandiaga Uno pun terkesan kependekkan. Sampai saat ini Sandiaga masih jelas didukung hanya oleh Gerindra. Dukungan terbaru DPW PKB DKI tidak serta merta membuat “Celana” itu bertambah elok untuk dilihat.
Tetapi kembali cerita diatas, bukan masalah “Celana” yang menjadi titik penting dari Sandiaga Uno tetapi apa yang ada di dalam celana itu yang perlu menjadi perhatian.