Seingat saya acara bertajuk Debat di TV one beberapa tahun lalu masih seru. Sebelum pindah ke CNN Indonesia, Alfito Deanova menjadi salah satu moderator debat andalan saya. Alfito bisa memancing kedua kubu untuk saling memberikan argumentasi yang lugas dan tajam dan tidak berdasarkan emosi saja.
Nah, Senin malam kemarin saya baru kembali menyaksikan acara Debat ini. Topik yang dijanjikan pun bagi saya cukup menarik yaitu membahas tentang “Pungutan uang dari masyarakat untuk energi kita”.
Harapan saya adalah mendapatkan sudut pandang yang berbeda sambil berpikir mengenai persoalan ini.
Wah..jauh asap dari panggang…10 menit saja menyaksikannya saya lalu berpindah ke channel lain. Debat ini sesungguhnya bukan debat lagi.
Menurut KBBI kan debat berarti “pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dng saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing “. Lha acara ini malahan menjadi lain lho..
Kan Formatnya seharusnya 2 lawan 2. Eh..ini malahan 4 orang sepakat di awal “debat”. Yang kontra seharusnya kubu Fuad Bawazier saja, eh..Kubu sebelah (Anggota DPR RI dari Hanura) menjadi ikut kontra juga. Dengan kata-kata yang sering dikeluarkan “Kajiannya tidak jelas sama sekali”. Wihhh...
Nah, dimana kita bisa melihat pertukaran pendapat jika tidak ada yang mempertahankan pendapat masing-masing ? Kacau benar…
Saya sendiri jelas kasihan dengan mahasiswa-mahasiswi yang hadir di studio. Walaupun saya senang juga karena beberapa kali kamera TV menangkap wajah cantik dari mahasiswi yang hadir. Kehadiran mahasiswa disitu yang diharapkan dapat pencerahan dari debat yang sehat ternyata tidak terjadi. Saran saya, mending habiskan waktu nonton acara-acara sejenis komedi daripada ikut acara seperti itu. Otak dan pikiran bukannya disegarkan malahan diperumit...hufft
Berikutnya, saya kasihan dengan presenter, moderator atau tim kreatif di Stasiun bersangkutan. Jikalau kreaatifitas kalian “dibelenggu”, mending hijrah ke stasiun TV lain saja. Daripada kita dikenal menjadi bagian dari acara-acara yang tidak berbobot.
Jika para pembaca merasa bahwa salahnya saya menonton stasiun TV ini, jujur saja saya pikir kontennya sudah berubah lagian udah 2016 kan? Akhirnya, saran saya, nonton saja siaran tinju di TV ini karena bagi saya stasiun ini hanya bagus di siaran Tinju.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H