[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Magnus Norman,Pelatih Stan Wawrinka (sbr:gtg tennis academy)"][/caption]
Luar biasa Stan, melaju ke final Grand Slam pertamanya dan menjadi Juara Australia Open 2014,semua mata tertuju kepada “Second Switzerland Man” merujuk kepada bayang- bayang besar Roger Federer, terhadap dirinya, namun sedikit sirna karena kemenangannya ini.
Mata saya menunggu kemana dia akan melangkahkan kakinya merayakan selebrasi, dan bench pelatih menjadi pilhannya, dan orang pertama yang dia salamin adalah Magnus Norman, orang yang rasa – rasanya tepat saya katakan sebagai orang yang berada di balik keberhasilan Stanislas Wawrinka.
Siapa dia?, mengenal sosok Norman, ternyata tidak mudah walaupun tidak sesulit yang dibayangkan, walaupun tidak memiliki prestasi sementereng Pete Sampras pada jamannya, namun prestasi menajdi runner – up French Open, dan menjadi petenis rangking dua dunia tahun 2000 cukup menghiasi perjalanan karirnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Bersama Niklas kulti dan Mikael Tilstrom mengurus akademi tenis (sbr :GTG tennis academy)"][/caption]
Pria Swedia, 37 tahun, kelahiran 30 Mei 1976 ini pada Juli tahun 2013 lalu bersama mantan petenis lainnya Nicklas Kulti didaulat menjadi direktur dari akademi tenis “Good To Great” yang membawahi 3 negara sekaligus Swedia, Denmark, dan Norwegia, nah disinilah Magnus Norman bersentuhan langsung dengan sang Juara Australia Open 2014,Stan Wawrinka dan juga perempat finalis “Baby Federer” Grigor Dimitrov.
Dalam Wawancara yang dimuat di Tennis Space , 5 hari lalu, sebelum Wawrinka berhadapan dengan Thomas Berdych, Norman mengatakan bahwa pada level tinggi, percaya diri sangat penting ditanamkan pada para petenis dan cara menanamkan rasa percaya diri itu berbeda satu petenis dengan petenis lainnya dan itu butuh waktu.
Kutipan : “Appreciate that, at a high level, confidence is everything. “The mental aspect on the practice court is vital for player development.“It’s different from player to player. Some players like to sit down and talk a lot. Some not. It takes time to change habits.
Mungkin itu yang dia tanamkan benar pada Stanislas Wawrinka yang walaupun tetap tak pernah menang dalam pertemuannya dengan Rafael Nadal, berhasil mengatasi rasa tak percaya diri, pastinya berkat tangan dingin Magnus Norman.
Norman hanya berhasil mencapai Semifinal Australia Open tapi berkat polesannya anak didiknya melebihi pencapaiannya, salut untuk Magnus Norman, salut untuk Good to Great Tennis Academy, menunggu polesan Magnus Norman selanjutnya melalui Grigor Dimitrov. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H