Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Suntik Silikon Wajah Mpok Atiek & Pelajarannya bagi Kita

7 Juni 2014   17:20 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:50 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Mpok atiek : kecantikan itu dari hati (sbrgbr:tvguide)"][/caption] Bersama keluarga di kampung saya nonton acara pose di MNC, ya seperti acara info selebriti gitu lah…, yang menarik perhatian kami adalah “curhatan hati”  mpok atik tentang kekesalannya, penyesalan dan segempok kalimat – kalimat lainnya yan menjurus kepada pertobatan.

Apa pasal?, Mpok atik menceritakan tentang pengalaman pahitnya sesudah memilih untuk mempermak wajahnya dengan suntikan silikon, setelah bertahun – tahun wajah Mpok atiek kelihatan “padat berisi” ternyata ada kenyataan menyakitkan yang harus diterima, efek samping dari silikon tersebut adalah munculnya tumbuh daging dari wajahnya secara spontan dalam jangka waktu tertentu.

Setelah muncul daging tersebut, dokter memberikan dua pilihan kepada mpok atiek yaitu, memotong daging tersebut atau membiarkannya dengan cara yang berbeda, nah karena resiko apabila membiarkannya adalah munculnya kanker ganas maka mpok atiek memilih untuk memotong setiap daging yang tumbuh secara teratur.

Tentu saja koreksi kecantikan ini membuat Mpok atiek was – was juga, karena belum tentu tindakan memotong “lebih” daging tersebut tidak membuat dia akan bebas dari ancaman kanker, walaupun tentu saja yang jelas bagi dia yang lebih menyakitkan adalah penyesalan seumur hidup tersebut.

Kalau kita cari info maka diketahui Silikon, maka kita ketahui silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenisplastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon : tak berbau, takberwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi,tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik. Pertama kali ditemukan, digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung buatan, hingga implan payudara (sbr disini).

Silikon cair memang salah satu jenis silicon dari beberapa jenis silikon lain seperti silicon gel, dan silicon padat, bahan ini memang jelas sangat berbahaya apalagi tidak dilakukan oleh tenaga yang professional.

Jika anda mengetik suntik silikon di google maka anda akan mendapati beberapa berita "wahh" tentang penggunaan silikon dalam koreksi kecantikan atau tubuh manusia, bukan saja untuk wajah, namun juga untuk payudara, bokong dan anehnya juga ada yang digunakan untuk memperbesar penis lho…ckckkck.

Satu keluarga yang di kampung kecil ini yang menonton berita ini mempunyai bereaksi beragam, selain kekaguman akan teknologi silikon, beberapa yang lain terlihat tak habis pikir akan apa yang dilakukan oelh mpok atiek, “mengerikan” kata salah satu dari mereka, saya sih berpikir, untung juga orang di kampung yang benar – benar masih alami dalam perawatan tubuh serta belum terkontaminasi oleh bahan – bahan kimia.

Di akhir acara ini ada pesan berharga dari mpok atiek, “jangan lagi melakukan hal yang sama seperti saya ya, kalau mau cantik, saya baru sadar bahwa kecantikan itu memang dari hati, jadi jangan “dipermak” untuk mendapatkan kecantikan”.

Tentu pesan ini jangan ditelan mentah – mentah bahwa kita tidak boleh merawat tubuh atau wajah kita dengan lebih baik, namun mungkin maksud mpok atiek adalah dalam kadar secukupnya dan berikan waktu untuk perubahan karakter kita dari dalam, atau yang biasa disebut inner beauty

Salutlah bagi mpok atiek yang telah melakukan kesalahan dan menjadi duta penyebar konsep kecantikan yang sebenarnya berdasarkan pengalamannya…Salam…

Kampung Posunga, Juni 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun