Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerka Langkah Politik Hatta

3 September 2014   02:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:47 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hatta Rajasa menjauh dari Prabowo? (sbrgbr: britabek)

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Hatta Rajasa menjauh dari Prabowo? (sbrgbr: britabek)"][/caption]

Malam ini Dialog PrimeTime Metro TV membahas tema menarik sebagai respon zig zag politik dari Hatta ketika ber”silaturahmi” dengan Jokowi dan SBY, temanya adalah “Menerka Langkah Politik Hatta” dialog ini mengundang 3 narasumber, Bara Hasibuan (Ketua DPP PAN), Hasto Kristyanto ( Wasekjen PDI-P), dan Hanta Yudha Direktur Eksekutif Pol Tracking .

Hanta Yudha ketika diminta pendapatnya tentang pertemuan ini mengatakan jika melihat bahwa dua tokoh politik ini difasilitasi oleh Surya Paloh yang kaliber sebagai jembatan seperti ibu Mega ,maka jelas partai (PAN) mempunyai tendensi yang kuat untuk merapat ke kubu Jokowi.

Paling tidak jika dilihat dari 3 hal, pertama karena dari jejak rekamnya Hatta selalu memiliki komunikasi dengan Jokowi sebelum dan sesudah pilpres, kedua ketika merespon hasil KPU, Hatta kelihatan menerima dengan statemen – statemennya di media, yang ketiga setelah keputusan MK gaya bahasa beliau kelihatan berbeda dari gaya bahasa yang lain di koalisi merah putih., kesimpulannya ada upaya Hatta menjauh dari Prabowo walaupun bukan menjauh dari koalisi merah putih,

Bara hasibuan, Ketua DPP PAN, menanggapi kemungkinan merapat dengan mengatakan langkah politik harus diputuskan oleh mekanisme partai tidak bisa lewat individu, Bara Hasibuan juga mengatakan pertemuan itu tidak perlu diartikan secara luar biasa, karena kompetisi demokrasi sudah selesai, tradisi mengucapkan selamat itu berlaku dimana – mana, dan di Indonesia kita harus memperlihatkan itu kepada masyarakat sebagai pendidikan politik sebagai negara yang baru dalam dunia demokrasi.

Hasto kristianto (Wasekjen PDI P), merespon positif pertemuan ini karenadari PDIP berharap ada gotong royong dalam membangun bangsa ini, dan kita mengharapakan itu, sebagai pertemuan persahabatan dan itu pertemuan luar biasa, dimulai dari makan lemper dari situ akan dibahas masa depan bangsa.

Apakah ini sebuah sinyal merapat?,Hanta Yudha mengatakan ada dua hal yang bisa dibaca,pertama pak hatta mengatakan sesudah Mk harus move on, kedua beliau sudah melakukan komunikasi dan jelas karena ketidaknyamanan Hatta karena kedatangan Golkar di Koalisi Merah putih, akhirnya Hatta nampak menjadi orang ketiga dan menjadi lemah, dan jelas Golkar mempunyai agenda setelah ini dan Golkar paling diuntungkan, hitungan PAN jauh lebih untung ketika bergabung dengan Jokowi, jika ada di koalisi merah putih, PAN Cuma pelengkap.

Apakah ini proses kelanjutan kerjasama yang dilakukan PDIP dari rencana bergabungnya PAN dan PPP?, Hasto membenarkan hal tersebut, karena Jokowi jug apro aktif untuk membangun kerjasama, karena dalam sejarahnya, PPP sudah lama bersama PDIP, dan proses itu dijalankan dengan Demokrat, PAN , PPP dan Golkar sendiri, Hasto juga mengatakan tidak ikut mencampuri rumah tangga lain, tetapi untuk membangun Indonesia memang perlu bersama – sama.

Hasto juga mengatakan bahwa Jika melihat dari sisi legitimasi rakyat maka sudah sangat kuat, namun penjajakan ini perlu untuk memperkuat rencana ke depan.Hasto mengatakan bahwa sebagai negara demokrasi PDIP memang perlu cek balance, dan itu seni dan semakin mengerucut mendekati 1 oktober nanti,

Apa PAN tidak mau keluar?, Bara Hasibuan mengatakan bahwa memang Koalisi Merah Putih Solid, artinya tidak ada kemungkinan bergabung dengan Jokowi?, Bara mengatakan partai belum memutuskan apapun setelah Mukernas, dan PAN tidak merasa dibentengi untuk tidak keluar.

Kira – kira secara etika politik, Hatta sebagai Cawapres dan bergabung dengan Jokowi bagaimana? Hanta Yudha mengatakan itu hal yang biasa, karena dulu Hamzah Has, Amien Rais juga melakukan seperti itu, dan jangan juga apabilagagal maka dianggap pemerintahan Jokowi lemah jika tanpa dukungan, karena ini hanya untuk menyukseskan politik di DPR nantinya walaupun akan melamabt jika gagal.

Kalau setelah Rakernas, PAN bergabung siap untuk koalisi tanpa syarat?, Bara Hasibuan mengatakan PAN siap dimana saja, PAN siap mengambil peran konstruktif dimanapun berada untuk membangun Indonesia dan itu bisa berada dimana saja.

Tentu setelah menonton dialog masih banyak pertanyaan yang belum terjawab oleh pemirsa, Kita lihat nanti, Usia mana yang lebih panjang , Koalisi Merah Putih atau Koalisi Jokowi?, akan menarik sebelum 1 Oktober.

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun