Mohon tunggu...
Arnold Budhi Prasetyo
Arnold Budhi Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

https://penjaringangin.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Topeng Menguasaiku (Sedikit Imajinasi di Tengah Masa Pilres 2014)

7 Juli 2014   03:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Negara Nusa, negara yang sering disebut dengan Republik Kepulauan, kini sedang berada dalam situasi perang. Ancaman datang dari luar negeri untuk menghancurkan Negara Nusa. Dan di saat genting ini, Negara Nusa dipenuhi oleh iklan-iklan dari kedua Pahlawan Bangsanya. Spanduk-spanduk berformat 3D memenuhi tiap sudut kota.

>>>>> Terpampang sebuah spanduk 3D dari seorang yang kekar, Pak Wowo, Pahlawan Pertama. Ia sedang menaiki Pegasus Putih dengan gagahnya sambil mengacungkan sebilah pedang Ksatrian. Kemudian ia berseru dengan suara yang begitu menggelegar

“Nusa memerlukan pemimpin yang kuat dan berani untuk mempertahankan keutuhan bangsa!”.

Adegan selanjutnya di spanduk 3D itu adalah ketika Pak Wowo bertarung bersimbah darah melindungi begitu banyak rakyatnya yang lemah dan tak berdaya dari serangan serdadu-serdadu berotot besar dari bangsa lain.

Sementara di samping spanduk itu terlihat spanduk 3D di mana seorang pria kurus yang memegang sebilah keris kecil berjalan kaki di sekitar lahan pertanian. Ia bertarung bersama para petani melawan bandit-bandit kurus, kemudian dengan kalem berbisik

“Jangan takut ! Aku bertarung bersamamu untuk bersama menuju kemenangan.“

Dialah Pahlawan Kedua, Pak Wiwi. <<<<<<<

______________

Rakyat Nusa diwajibkan untuk memilih tunduk dan mengabdi pada salah satu Pahlawan. Mereka yang telah siap dapat kapan saja mengambil topeng yang telah disediakan. Topeng-topeng ini bukanlah topeng biasa. Ada kekuatan supranatural di dalamnya yang dapat mempengaruhi gen mereka yang mengenakannya.

Topeng pertama, topeng Pak Wowo, ialah Topeng Kekuatan. Siapa yang telah memakai topeng itu akan menjadi begitu kuat dengan otot yang membesar. Wajah mereka menjadi terlihat sangar, ganas, dan perkasa yang membuat musuh merinding ketakutan.

Seekor kuda tempur, pakaian perang, dan sebilah pedang ksatria pun didapat bila mereka telah mengenakan topeng itu. Tak hanya itu, keberanian mereka akan semakin meningkat karena Pak Wowo selalu terlebih dahulu maju di garis terdepan untuk memimpin melawan serdadu bangsa lain.

Di sisi lain topeng kedua, topeng Pak Wiwi, ialah sebuah Topeng Gerilya. Seseorang yang menggunakan topeng ini mendapat kecepatan pertumbuhan potensi berpikir yang luar biasa dengan potensi standar minimumnya ialah potensi berpikir Pak Wiwi yang sekarang. Dengan begini dalam pertempuran mereka dapat memimpin dirinya sendiri dan mengembangkan taktik tanpa komando dari Pak Wiwi.

Topeng ini pun mempengaruhi wajah mereka. Wajah mereka menjadi terlihat datar tanpa dosa sehingga dapat dengan mudah mengelabui dan menipu musuh-musuh mereka.

________________

Mendadak serangan pun datang dari luar negeri. Mereka yang belum mengambil topeng seketika itu pun langsung mati terbunuh karena tidak adanya kekuatan super power dalam tubuh mereka.

Kubu Pak Wowo mendapat hasil kemenangan besar dengan cepat. Rakyat tak perlu susah payah menebas habis musuh-musuhnya karena Pak Wowo yang sendirian berada di garis depan pun sudah cukup tangguh dalam menyikat habis lawan-lawannya. Tak ada seorang pun rakyat yang tewas maupun terluka dalam pertempuran, meskipun Pak Wowo sendiri berada dalam keadaan luka berat.

Sementara di kubu Pak Wiwi kemenangan tak secepat itu didapatkan. Butuh waktu yang lama untuk mendapatkan kemenangan. Begitu banyak yang tewas dalam pertempuran, meskipun tewas dalam keadaan tersenyum karena mereka tahu bahwa mereka telah berhasil. Mereka berhasil dalam bernegosiasi dengan para lawannya sehingga sebagian besar musuh mereka pun menjadi teman.

_________________

Pada akhir cerita, kedua Pahlawan malah saling berseteru dalam merebut kursi Kepemimpinan Negara Nusa. Kubu Pak Wiwi dengan taktik cerdasnya berhasil membunuh Pak Wowo seorang, ya hanya Pak Wowo seorang yang tewas. Rakyat pengikut Pak Wowo yang selama ini hanya bergantung pada Pak Wowo pun kehilangan arah, bingung, dan tak tahu harus melakukan apa. Mereka pun mati menggigil dalam ketakutan yang mencekam tanpa kehadiran Pak Wowo, Pahlawan mereka.

Ternyata cerita pun belum usai. Saat Pak Wiwi berada dalam kursi Kepemimpinan Negara Nusa, gejolak timbul. Potensi berpikir Rakyat Pak Wiwi semakin jauh melampaui Pak Wiwi sendiri. Ideologi Pak Wiwi dengan rakyat, dan rakyat dengan rakyat saling bertentangan. Mereka beradu argumen, namun tak menemui kata sepakat dalam hal ke arah mana Negara Nusa akan dibawa.

Semua pun berseteru dalam ideologi masing-masing. Pada akhirnya tak ada lagi Negara Nusa, tinggal hanya kenangan. Masing-masing pulau memilikiideologinya sendiri dan membentuk negara baru: Republik Sumatra, Keraton Jawa, Kerajaan Borneo, Negara Kesatuan Sulawesi-Papua, dan Negara Federal Flores-Bali-Lombok.

______________

Sejarah pun tergores dan pepatah dari mereka yang mati tanpa mengambil topeng dari kedua Pahlawan akhirnya terungkap :

„Ketika Topeng Menguasaiku, Aku pun tak ada lagi, Aku bukanlah Aku yang orisinil, namun Aku adalah Aku yang mengenakan topeng. Aku bertopeng agar Aku bisa diterima oleh masyarakat sekitar yang mengenakan Topeng Kemunafikan. Lebih baik Aku mati dalam keaslianku daripada Aku mati dalam topeng orang lain.“

Saarbruecken, 06.07.2014

14:36

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun