Kinerja Mata Uang dan Perdagangan Global
Senin, 19 Desember 2016 resmi diterbitkan Uang Rupiah emisi 2016. Dalam sambutannya Presiden Jokowi secara khusus menekankan tentang kedaulatan dan kemandirian Rupiah. Sementara Gubernur Bank Indonesia mengingatkan kembali tentang pentingnya melakukan redenominasi mata uang Rupiah.
Jika bicara mata uang Rupiah, perlu melihat kinerja Rupiah dan perdagangan dengan manca negara khususnya mitra utama (global trade) juga aspek penggunaan uang sejalan dengan era digital ekonomi global dan transaksi digital.
Dalam perdagangan global, negara dan kawasan seperti USA, China, European Union (Germany, Netherland, France), dan Jepang merupakaan pemain utama, seperti diberikan pada Peraga-1 yang merupakan publikasi WTO (World Trade Statistical Review 2016).Â
Selaras dengan posisi pada perdagangan global, mata uang negara dan kawasan (European Union) tersebut dianggap sebagai "Major Currencies"; ditambahkan dengan Pound Sterling UK masuk dalam basket mata uang SDR IMF (Special Drawing Right).
Memperhatikan kinerja mata uang global seperti Dolar Amerika (USD), Euro, Yen Jepang (JPY), dan Renminbi China (CNY); sejak 2013 akan selalu berkaitan dengan fenomena penguatan nilai tukar Dolar Amerika (USD Strong) dan persaingan antar mata uang (Currency Wars). Untuk memahami kinerja dan pergerakan nilai mata uang yang dikaitkan dengan kinerja perdagangan global, akan lebih akurat dengan merujuk pada Indeks REER (Real Effective Exchange Rate; diterbitkan Bank for International Settlement) daripada pergerakan nilai tukar transaksi perdagangan pada pasar valas.
Gambaran kinerja indeks REER mata uang utama dan Rupee India (INR) serta Rupiah Indonesia (IDR) diberikan pada Peraga-2.
Gambaran perdagangan global Indonesia dengan mitra utama diberikan pada rangkaian peraga berikut ini.
Peraga-3 : Perdagangan Indonesia - European Union