Lonjakan Penguatan Rupiah
Saat artikel ini ditulis, nilai tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah berada pada 1 USD=IDR 14.150 setelah sebelumnya sempat mencapai IDR 14.725 (1 Oktober 2015); penurunan sebesar hampir 4% (berdasarkan Reuters). Bagaimana selanjutnya tentu akan menarik untuk diprediksi. Tulisan ini bukan bermaksud membuat praduga penurunan lanjutan.; tetapi melihat sisi perekonomian riel dan gejolak pasar financial atau Turbulensi Finansial.
Dalam tulisan : “Financial Turbulence, Business Cycles and Intrinsic Time in an Artificial Economy”, diberikan 6(enam) ciri Turbulensi Finansial seperti pada gambar berikut ini.
Karakter Turbulensi Finansial
Yang terjadi saat ini dapat dikatakan sebagai Sudden Drops, penurunan tiba-tiba (walaupun memang diharapkan banyak pihak) dengan berbagai rasionalitas pendukung misalnya situasi pasar tenaga kerja dan kinerja perekonomian di US yang tidak sesuai dengan prakiraan.
Memang perilaku para pemain di pasar finansial menggunakan indikator perekonomian yang dinamis (tenaga kerja, inflasi, pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan) bersama dengan indikator finansial termasuk kondisi pasar saham, kondisi korporasi, kondisi utang, dan termasuk juga suku bunga serta imbalan dari surat berharga. Serpihan informasi yang dicuplik dan dikumpulkan ditambah dengan sentimen serta "informasi undercover" alias rumor menjadi dasar pengambilan keputusan yang kemudian akan diikuti banyak pemain lainnya (bandwagon effect). Demikianpola pemikiran modern dan dinamis atau mungkin aliran heterodoks yang banyak dianut para pengusaha, pengamat, atau penggemar medsos yang hanya meng-copas informasi untuk sekedar membenarkan praduga, mendapatkan konfirmasi atas tebakannya.
Pada sisi lain, para penyusun kebijakan dan para ekonomis yang berkaitan dengan pemerintah atau bank sentral, sering menggunakan pendekatan campuran dengan berbagai rasionalitas prinsip ekonomi bersama dengan pertimbangan politik atau sikap pragmatis.
Sementara itu, ada yang tetap berpegang pada Generally Accepted Principle dan melakukan kajian dalam disiplin metodologi berdasarkan data historis dan pola kecenderungan (trend) pada rentang waktu panjang. Hasil kajian ini sering dianggap tidak realistis, penuh teori yang tidak praktis.
Fenomena Akhir Triwulan, Defisit Transaksi Berjalan dan Aliran Modal Masuk
Mengapa terjadi gejolak nilai tukar (depresiasi) pada September 2015 yang merupakan penghujung Triwulan-3 ?