[caption caption="Oil Glut - dreamstime.com"][/caption]
Fenomena Minyak Mentah dan Komoditas
Berlimpahnya produksi minyak mentah (Oil Glut) bersama dengan komoditas berdampak pada anjloknya harga minyak mentah dan komoditas dunia. Harga minyak mentah yang berada pada kisaran USD 110 per barel pertengahan 2014 jatuh menjadi dibawah USD 35 akhir Desember 2015. Kondisi tersebut masih terus berlanjut hingga awal Maret 2016 dan berjalan bersama dengan tren turun indeks harga komoditas non energi. "Oil Glut" dan penurunan harga (deflasi) berdampak besar bagi negara yang mengandalkan penerimaan dari energi, khususnya minyak mentah, dan komoditas. Dalam artikel ini hanya dibahas pada negara-negara dengan mata uang berawalan huruf "R" seperti Brazil (Real), Rusia (Rubel), Afrika Selatan (Rand), Malaysia (Ringgit), India (Rupee), dan Indonesia (Rupiah); tetapi tidak mencakup China dengan mata uang Renminbi.
Gambaran dampak deflasi komoditas tersebut diberikan pada Grafik dan Tabel-1 berikut ini.
Tabel-1 : Deflasi Komoditas dan GDP
[caption caption="Prepared by Arnold M"]
Sumber informasi.
Indeks Komoditas : IMF Primary Commodity Prices; dan GDP : IMF DataMapper
Dari Tabel-1, deflasi indeks harga komoditas non energi mulai terjadi pada 2012 sedangkan untuk minyak mentah mulai pada pesat penurunannya sejak 2014, pada 2015 penurunan mencapai hampir 50%.
Negara yang paling terdampak adalah Brazil, dan Rusia (pertumbuhan negatif pada 2015) dan Afrika Selatan. India menunjukkan pertumbuhan yang stabil di atas 7% sedangkan Indonesia dan Malaysia turun tetapi berada di atas 4% pada 2015.
Efek Spiral