Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bosan BBM Subsidi Berikan Substitusi

7 November 2014   22:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14153665461626186846

Bebas dari Belenggu

"Pokoknya bulan inilah (November),"demikian pernyataan afirmatif  Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Senin, 3 November 2014, menjawab pertanyaan kapan harga BBM naik. Suatu ketegasan sikap yang memberikan kepastian dari pemerintah kepada masyarakat dan dunia usaha yang diliputi kecemasan tentang harga BBM subsidi.

Mendahului pernyataan Wakil Presiden, menjelang siang hari pertama pekan ini, Presiden Joko Widodo meluncurkan “Social Safety Program” dalam bentuk. Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sejahtera yang seakan memnyampaikan pesan bahwa keluarga dalam masyarakat yang sehat dan pintar merupakan modal mencapai kesejahteraan.

Selarasnya pikiran, perkataan, dan perbuatan membingkai langkah aksi duo Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JKW-JK) dalam ikhtiar dalam menjawab tantangan “A New Hope” sebagaimana judul yang diberikan Majalah Time yang seakan mewakili harapan sebagian masyarakat Indonesia.

Jebakan Pertumbuhan Ekonomi dan Perilaku Masyarakat

Tidak dapat disangkal dan patut disyukuri bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia telah meningkatkan pendapatan sebagian masyarakat. Dengan pendapatan yang diterima, didukung fasilitas kredit, masyarakat dapat memiliki dan menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi dalam mendukung kegiatan termasuk bekerja dan beraktivitas.

Namun kemudian, kendaraan bermotor (roda dua atau roda empat) tersebut ternyata menyita kemampuan keuangan. Munculnya kebutuhan bahan bakar, biaya pemeliharaan serta asuransi, ditambah dengan beban cicilan (jika pembelian dilakukan dengan cara kredit), mengakibatkan berkurangnya daya beli untuk konsumsi rumah tangga. Bahkan menyurutkan kemampuan keuangan untuk mendukung pendidikan dan kesehatan keluarga serta mengurangi hingga meniadakan cadangan keluarga atau kemudian berhutang. Yang juga tidak dapat dihindari, adalah perubahan perilaku dengan meningkatnya minat untuk beraktivitas yang tidak terlalu perlu dan serta berkonsumsi (propensity to consume), yang secara kumulatif menambah beban keuangan keluarga.

Perlahan tapi pasti, meningkatnya kendaraan bermotor telah mengubah perilaku masyarakat yang meninggalkan penggunaan transportasi umum (publik). Juga, kehadiran kendaraan bermotor bukan memberikan kelegaan tetapi bahkan menambah beban dan secara tidak sadar menggerus kemampuan belanja serta lupa menabung

Belenggu BBM murah karena subsidi

Erat terpatri dalam benak masyarakat, paradigma bahwa Indonesia adalah lumbung energi yang kaya akan minyak. Sehingga lahir tuntutan agar pemerintah menyediakan BBM dengan harga terjangkau (baca : murah). Seiring dengan tergerusnya kemampuan produksi minyak domestik untuk memenuhi kebutuhan dan pesatnya peningkatan konsumsi BBM selaras dengan pertambahan kendaraan bermotor, maka diperlukan impor BBM. Namun, kenaikan harga minyak pada pasar internasional dan tuntutan masyarakat akan harga BBM murah berdampak pada tombokan (subsidi) yang harus dikeluarkan melalui anggaran pemerintah (APBN). Kebutuhan tombokan untuk BBM kenyataannya telah menggerus alokasi anggaran untuk pengembangan infrastruktur, fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta fasilitas lain yang selayaknya merupakan layanan bagi masyarakat.

Berkurangnya anggaran pembangunan infrastruktur berdampak berkurangnya lapangan kerja sehingga meningkatkan pengangguran. Juga, minimnya dukungan infrastruktur akan menghambat perkembangan industri baik industri pangan dan kelautan, industri manfaktur, transportasi, dan berbagai industri jasa. Yang lebih memprihatinkan, fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat menjadi tergerus sehingga kualitasnya menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun