Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Defisit Agresif Untuk Capai Target Pertumbuhan

21 Maret 2017   18:06 Diperbarui: 25 Maret 2017   21:00 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan Global dan Komoditas

Dalam kondisi gejolak perekonomian global, pertumbuhan ekonomi yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) tidak hanya dilihat secara tahunan tetapi perlu dicermati dalam siklus yang lebih pendek yaitu triwulanan (Quarterly). Tiga negara masing-masing India, China, dan Indonesia pertumbuhan PDB triwulanannya di atas 5% seperti diberikan pada Peraga-1.

Pertumbuhan PDB Triwulanan China - India - Indonesia, koleksi Arnold M.
Pertumbuhan PDB Triwulanan China - India - Indonesia, koleksi Arnold M.
Berdasarkan pertumbuhan 8 (delapan) triwulan hingga akhir 2016, tren China dan India turun sementara Indonesia naik.

Sementara pada negara maju dengan merujuk pada USA, European Union, dan Jepang, gambaran pertumbuhan PDB diberikan pada Peraga-2.

Pertumbuhan Triwulanan USA EU Japan, koleksi Arnold M.
Pertumbuhan Triwulanan USA EU Japan, koleksi Arnold M.
Peraga-2 menujukkan bahwa trend pertumbuhan USA dan EU turun sementara Jepang naik walaupun besarannya masih di bawah 2%.

Pada sisi lain, deflasi komoditas global masih belum pulih seperti digambarkan pada Peraga-3.

Price Index Commodity - Koleksi Arnold M.
Price Index Commodity - Koleksi Arnold M.
Sumber informasi : IMF Primary Commodity 

Dengan kondisi pertumbuhan global masih dalam tekanan, khususnya pada negara-negara besar (USA, EU, China), sulit berharap akan terjadi peningkatan permintaan (demand). Pada masa triwulan-4 2016 hingga Februari 2017, harga komoditas termasuk crude oil & batubara menunjukkan kenaikan harga yang sangat diharapkan para produsen. Kondisi ini akan direspon dengan supply yang berlebihan sehingga harga akan kembali tertekan atau turun. Mencermati situasi ini, bagi perekonomian Indonesia, sulit berharap pada peningkatan ekspor komoditas secara berkelanjutan. 

Pembangunan Infrastruktur Mendorong Pertumbuhan

Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi tertekan, beberapa pembelajaran masa lalu menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi pilihan untuk menjadi pembangkit. Pada saat menghadapi "Great Depression", Presiden USA F.D. Roosevelt menggunakan strategi pembangunan infrastruktur untuk pemulihan.

Dalam Rapat Kabinet 16 Maret 2017, Presiden Jokowi memberikan arahan sehubungan dengan penyusunan RAPBN 2018 serta memberikan catatan agar RAPBN disusun dengan semangat optimisme, meski tetap harus realistis dan kredibel. Rentang pertumbuhan PDB yang diberikan adalah 5,4% - 6,1%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun