Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Kecoak Trumponomics" dalam Konflik SMI dengan JP Morgan

3 Januari 2017   18:10 Diperbarui: 3 Januari 2017   23:41 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecoak dan Trumponomics - koleksi Arnold M., gambar : www.bbc.com

Dampak Kecoak Trumponomics

Perjanjian kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan JP Morgan (JPM) berakhir dan efektif berlaku sejak 1 Januari 2017. Pertimbangan utama Menteri Keuangan dalam pengakhiran tersebut adalah publikasi kajian JPM atas ekspektasi perekonomian Indonesia; pasca terpilihnya Donald Trump (DT) sebagai Presiden USA dengan kebijakan ekonomi "Trumponomics". Sementara saat membuka transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada 3 Januari 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dalam pesannya mengajak masyarakat untuk berinvestasi demi mengantisipasi ketidakpastian global terutama faktor Donald Trump dan lagi-lagi Trumponomics.

Sebagai gambaran, Trumponomics intinya antara lain berupa Pemotongan Pajak (personal dan korporasi); Restrukturisasi Perdagangan US yang diprakirakan menjadi proteksionis; peningkatan perekonomian dengan stimulus fiskal yang fokus pada infrastruktur; dan peningkatan sektor pertahanan. Sementara pada pertengahan Desember 2016 saat mengumumkan kenaikan 25 basis poin Fed Fund Rate (Fed Rate), Chairwoman The Fed, Janet Yellen memberikan indikasi kenaikan Fed Rate sebanyak tiga kali selama 2017. 

Agar dapat memprediksi implikasi dari Trumponomics dan kenaikan Fed Rate, perlu dipahami fenomena USD Strong; yang maknanya penguatan nilai tukar Dolar Amerika terhadap mata uang utama (major currencies) seperti Euro, Yen Jepang, Renminbi China, dan Pound Sterling UK serta mata uang lain (broad) (Peraga-1); neraca perdagangan global US (Peraga-2), posisi US Federal Debt (Peraga-3). 

Peraga-1 : Fenomena USD Strong

Trade Weighted USD Currency Exchange - source : https://fred.stlouisfed.org/series/DTWEXO
Trade Weighted USD Currency Exchange - source : https://fred.stlouisfed.org/series/DTWEXO
Penguatan Dolar Amerika (USD) terjadi sejak pertengahan 2013 sejalan dengan kondisi "Currency Wars" global sebagai dampak deflasi komoditas. Penguatan ini masih terus berlangsung dan bagi perekonomian US berdampak pada tekanan defisit neraca perdagangan.

Peraga-2 : Neraca Perdagangan USA

USA Trade Balance - source : https://www.census.gov/foreign-trade/statistics/historical/index.html
USA Trade Balance - source : https://www.census.gov/foreign-trade/statistics/historical/index.html
Sekitar 70% dari nilai perdagangan US (terutama ekspor) terjadi dengan negara-negara G20; sementara sejak 2013 defisit perdagangan terus meningkat selaras dengan penguatan USD.

Peraga-3 : US Federal Debt

US Federal Debt - source : http://www.usgovernmentdebt.us/federal_debt_chart.html
US Federal Debt - source : http://www.usgovernmentdebt.us/federal_debt_chart.html
Pada posisi akhir 2016, utang publik USA diprakirakan berjumlah USD 19.5 Triliun dalam bentuk Treasury Notes (T-Notes). Hampir sepertiga dari jumlah tersebut dipegang non resident (Foreign Holder) dengan jumlah terbesar (sekitar USD 1.5T) pada China dan SPV-nya (Special Purpose Vehicle) yang berada di Ireland, Cayman Island, Belgia. Pemegang lainnya : Jepang (USD 1.1T), Brazil, Switzerland, UK (Lihat rinciannya di sini).

Bagaimana memahami dampak Trumponomics ? Dengan kebijakan perdagangan yang proteksinis, hampir dipastikan akan ada tindakan balasan dari mitra utama USA khususnya dari negara-negara G20 sehingga timbul "Trade Wars". Implikasi perang dagang ini pada perubahan "Global Supply Chain" dan akan merugikan USA. Sementara penguatan USD berdampak pada penurunan ekspor US; menyebabkan defisit perdagangan makin meningkat bahkan kembali seperti sebelum Krisis Finansial 2008. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun