Sumber Informasi : IMF Data Mapper
Dari Tabel-1, tiga urutan pertama rerata defisit anggaran (mulai dari paling rendah) adalah Thailand, Indonesia, Turki; sementara tiga urutan pertama rerata pertumbuhan PDB (mulai dari tertinggi) adalah : India, Indonesia, dan Malaysia. Jika dihitung Score-nya (penjumlahan Defisit Anggaran dan Pertumbuhan PDB), urutan peringkatnya mulai dari paling tinggi adalah Indonesia (Top Rank), Thailand, Turki.
Dari perbandingan ini, model India memberikan pembelajaran bahwa defisit besar akan memberikan pertumbuhan hampir 8% sementara jika dilihat model Thailand dengan pengendalian ketat pada defisit anggaran memberikan pertumbuhan 3%.
Investasi Infrastruktur Sangat Perlu
Pilihan pengembangan infrastruktur untuk peningkatan pertumbuhan tidak perlu dikaji lagi. Fokus pada infrastruktur sudah menjadi tekad pemerintah dengan penetapan melalui Perpres 3/2016 (yang mencakup 225 Proyek Strategik Nasional ditambah 1 paket Ketenagalistrikan). Sementara untuk masa 2016-2019 telah ditetapkan 30 (tiga puluh) Proyek Infrastruktur Prioritas yang langsung dimonitor dan dikendalikan KPPIP (Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas), dipimpin Menko Perekonomian.Â
Proyek infrastruktur Prioritas ini mencakup kategori Power & Energy, Transportation & Logistic, Water & Sanitation,  Telecommunication, seperti pada Chart-2 di bawah ini.
[caption caption="PIP30 Detail and Share by Category - Prepared by Arnold M"]
Sumber Informasi : Harian Nasional - Harnas
Dalam kondisi korporasi yang berada dalam tekanan akibat "bencana neraca", sulit berharap akan peningkatan penerimaan pajak. Sementara menunda investasi infrastruktur akibat dana yang tersedia tidak ada atau sangat kurang, berarti mengingkari pemahaman mendapatkan manfaat peningkatan pertumbuhan masa mendatang.
Defisit anggaran dengan batas atas 3% disusun berdasarkan Ceteris Paribus. Angka defisit APBN 2,15% dari PDB bukanlah suatu Tiang Garam (Pillar of Salt) yang tidak bisa diubah dengan tentunya pertimbangan dan manfaat yang matang. Pembelajaran sudah ada seperti diberikan pada Tabel-1; tetapi perlu keputusan segera untuk penambahan Defisit Anggaran; dan jika perlu lebih dari 3% melalui berbagai berbagai skema utang atau instrumen lain.Â
Tidak bisa diingkari bahwa Defisit itu Memang Perlu !