Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Prediksi Perekonomian - Road Ahead

8 Juli 2015   05:13 Diperbarui: 8 Juli 2015   05:13 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis, Komentar dan Konklusi Sesat

Cukup memperihatinkan kualitas ulasan, komentar dan kritisi yang disampaikan para ekonom, pengamat, lembaga kajian serta pengusaha melalui media cetak, televis, atau media sosial atas kondisi perekonomian saat ini dan proyeksinya. Demikian juga suara ekonom atau pengamat dari negeri kanguru dan negeri singa. Untuk pengusaha atau mungkin pengamat “spontan” dapat dimaklumi kualitasnya karena hanya berdasarkan asumsi atau penggalan data dalam rentang waktu singkat tanpa analisis dan dukungan pemahaman akan perekonomian.

Namun tidak demikian seharusnya untuk para “economist”, pakar, akademisi dan peneliti. Selayaknya komentar atau konklusi berdasarkan kajian atas data dalam rentang waktu panjang dengan penggunaan model analisa serta dukungan prinsip ekonomi; sehingga dapat memberikan pembelajaran yang sehat bukan sekedar pengharapan sesat bagi masyarakat dan pada akhirnya menimbulkan kecemasan.

Sempat juga melihat ringkasan kondisi perekonomian yang disampaikan dalam bentuk ingrafis sebagaimana disajikan CNN Indonesia di bawah ini dengan judul : Rapor Merah Ekonomi Jokowi. Namun, infografis ini dapat dikatakan biasa-biasa karena hanya membandingkan masa yang sama pada tahun lalu.

Lain halnya dengan infografis (lihat di bawah, diterima melalui medsos) yang merupakan ringkasan kajian dari Staf IMF, World Bank, Asian Development Bank, dan OECD yang memberikan proyeksi dengan bumbu resiko yang mungkin timbul.

Paham Pola Perekonomian

Dengan menggunakan data yang bersumber dari IMF serta Bank Indonesia, pola beberapa indikator perekonomian Indonesia masa 2000 – 2014 disajikan pada grafik berikut ini.

Khusus utang luar negeri, pie-chart berikut gambaran posisi akhir April 2015.

Apa saja yang dapat dipahami dari grafik di atas untuk masa 2004 – 2014.

1. Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP atau PDB : Produk Domestik Bruto), jika nerujuk pada Siklus Perekonomian, kini pada masa resesi atau tingkat pertumbuhan turun yang untuk Triwulan I 2015 pada 4,71% (lihat artkel : Asa dalam Siklus Perekonomian) Tetapi pola pertumbuhan GDP 2000 - 2014 positif. Pada 2009 saat terjadi krisis di negara Paman Sam, pertumbuhan GDP pada tingkat terendah 4,63% tetapi pada 2011 mencapai 6,49%.

2. Trend rasio utang GoI (Government of Indonesia) terhadap GDP turun, pada akhir April 2015 utang pemerintah jumlahnya hampir USD 128 miliar. Yang perlu menjadi perhatian adalah besaran utang luar negeri swasta dan perbankan yang jumlahnya hampir USD 167 miliar. Kondisi utang swasta dan perbankan ini memberikan tekanan depresiasi pada kurs tukar USD terhadap Rupiah. (Lihat artikel : Solusi Krisis dan Fenomena Overdosis Utang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun