Aku mengembara melewati gunung emas dan berhenti di atas bebatuan tajam demi sebuah mimpi aku berjalan memakai tongkat ini untuk menggapai mimpi itu.
Sebelumnya aku tahu, tempat ini pernah meneteskan airmata ku. Itulah sebabnya aku kembali ingin mengalungkan emas sembari menikmati kabut yang dikelilingi gunung membiru.
Tapi, itu hanyalah mimpi aku diasingkan di bawah kabut dan gunung-gunung itu. Tapi, kuambil tongkatku itu dan kembali menyusuri jejakku. Dengan terpaksa aku kembali untuk menengoknya.
Sungguh nafasku terasa sesak sebab debu terus mengenai kedua kelopak mataku dan tak sedikit pula aku hirup debu. Namun, aku dapat bertahan dengan airmata ku ini.
Weda, 18 Maret 2024
Arnol Goleo [16:56]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H