"Aku ikut prihatin. Tapi saya kenal lama kamu adalah orang yang kuat dan pekerja keras. Buktinya, kamu bisa mendapatkan kembali saat ini bahkan lebih dari sebelumnya." Isak memujinya.
"Maaf, saya sudah merebut cintamu dari Mira. Akhirnya, saya dapat karmanya." Aziz memohon. "Sudah. Lupakan saja, saya pikir ini sebuah pelajaran untuk kita berdua."
"Aziz, aku harus pulang. Takutnya saya telat mengantarkan Pak Yakob ke kantor." Pamitnya. "Baiklah. Jangan sungkan datang ke kedaiku jika kamu perlu sesuatu." Saat Isak beranjak pergi. "Iya. Aku pasti datang dalam waktu senggang."
****
Pagi ini Isak sudah siap-siap di depan mobil, menunggu Pak Yakob. "Isak, tolong ambilkan tasku di ruang tamu."
"Baik Pak."
Seusai diambil tasnya, baru saja melewati gerbang, telepon masuk. "Halo Pak, kita bisa bertemu pagi ini?" Suara dari telepon. "Tapi saya ada rapat pagi ini bersama timku dan beberapa klien. Apa bisa di tunda seusai makan siang atau sore?" Jawab Yakob. "Tidak bisa. Jam 9 pagi sampai sore jadwal saya padat." Langsung menutup teleponnya. "Pak kita ke restoran dulu ya." Kata Yakob kepada Isak. "Baik Pak."
Setelah tiba di depan restoran Pak Yakob turun dari mobil yang telah dibukakan pintu oleh Isak.
"Kamu tunggu sebentar di sini!" Dengan gugup Yakob menuju restoran tersebut. "Ada apa kelihatannya Pak Yakob takut menemui orang itu? Tidak seperti biasanya menemui klien. Ada yang tidak beres ini!"
Bersambung...
Weda, 11 Februari 2024
Arnol Goleo