Kebanyakan dari mereka (teman-temannya) kuliah di Universitas Negeri Manado dan Universitas Khairun Ternate. Sedangkan Mutlaben satu-satunya yang kuliah di Universitas Sam Ratulangi Manado. Dan melanjutkan S2-nya di universitas yang sama pula hingga selesai.
Semasa kuliah dulu, Mutlaben Kapita dipercayakan sebagai Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan Admistrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi. Selain itu, Ia juga dipercaya sebagai Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tingkat fakultas.
Setelah selesai Program Magister, Mutlaben Kapita menjadi Dosen di salah satu Universitas Halmahera. Namun, sebelumnya Mutlaben dan Emmy (nama kecil istrinya) merintis sebuah usaha dan berhasil membangun usaha kecil (toko).
Sekarang usaha mereka itu cukup berkembang dan saat ini mereka di anugerahi seorang putri cantik, Mihora Kapita gadis kecil itu. Mihora bukan sekedar nama tanpa arti. Mihora adalah nama yang diambil dari bahasa Modole yang artinya "cocok atau tepat" sedangkan Kapita adalah marga dari sang ayah (Mutlaben), artinya "pemimpin". Jadi, Mihora Kapita yang berarti "Memiliki Jiwa Pemimpin."
MEMILIKI JIWA PEJUANG, KREATIF, DAN INTEGRITAS
Saya mulai mengenal sosok Mutlaben Kapita di perguruan tinggi Universitas Sam Ratulangi Manado. Sosoknya yang tegas dan berwibawa serta memiliki kreativitas yang tinggi.
Selain satu alumni SMA, saya dan dia menggeluti pendidikan tinggi di universitas yang sama, dari situlah saya makin dekat dan mengenal sosok pribadinya.
Dulu, saya dan beberapa saudara tidak cakap berbicara di depan orang lain, apalagi di depan banyak orang. Namun, setelah berproses di perguruan tinggi tersebut bersama Mutlaben saya dan yang lainnya perlahan dibentuk sehingga bisa berbicara dan berani mengemukakan pendapat di depan umum, di bawah bimbingannya.
Seusai melewati proses yang panjang, sebagian dari kami berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Dan ada sebagiannya lagi tidak selesai bukan karena tidak mampu berproses melainkan masalah lainnya yaitu latar belakang ekonomi kedua orangtua mereka yang "kurang mampu."
Terlepas dari itu, Mutlaben Kapita sangat peduli dengan perkembangan dan kemajuan desa atau wilayah baik pembangunan SDM maupun pembangunan SDA dan sebagainya. Selama kami menempuh pendidikan di perguruan tinggi, Mutlaben tidak sekedar mengajarkan kami bagaimana menyelesaikan pendidikan dan mewujudkan mimpi.
Tetapi sebagai mahasiswa harus memiliki daya cipta yang tinggi agar dapat dinikmati dan bermanfaat baik untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat pada umumnya. Sehingga, Ia membangun sebuah wadah (organisasi) tingkat desa.