Berapa kali mataku tertipu dengan bunga mawar, bukan hanya tangkainya menusuk tangan ini saat ku genggam tapi sesekali menjatuhkan embun tebal dari kedua kelopak mataku--akibat goresan luka mengalir deras dalam jiwa.
Ketika kucoba lagi masuk ke dalam taman yang sama. Ada satu bunga yang sempat ku abaikan; dulu: tiba-tiba Tuan penjaga taman menawarkan bunga yang lain--ku terima walau dalam benak tidak searah.
Kucoba genggam, tanpa syarat. Apalagi tujuan. Tetapi setelah aku berjalan; angin berdesir, gerimis menggerogoti tubuhku. Saat itulah aku tak lagi menyalahi bunga mawar juga Tuan penjaga taman. Apalagi langit yang waktu itu mengirimkan hujan.
Weda, 14 Desember 2023
Arnol Goleo [03:04]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H