Setelah militer Belanda berhasil membakar Hoan Itutu'u. Istri Adil dan anak-anaknya melarikan diri mengikuti aliran Sungai Wailamo. Namun istri dan anak-anak Adil hingga saat ini tidak diketahui lagi keberadaannya. Begitu juga dengan Adil. Adil dan keluarganya tinggal sebuah cerita di masyarakat.
4 tahun kemudian seusai peristiwa Hoan Itutu'u yaitu terjadi pembantai sadis yang dilakukan oleh militer Belanda pada tahun 1898. 7 desa di Talaga Lina juga tertimpa bencana alam karena melanggar hukum adat. Yaitu seorang ayah memiliki hubungan dekat dengan anaknya sendiri sehingga 7 desa tersebut tenggelam.
Sebab menurut kepercayaan mereka ketika melanggar hukum adat atau perbuatan buruk dilakukan oleh masyarakat bisa mendatangkan bencana besar atau kutukan dari alam.
Namun ada sebagian masyarakat yang selamat dari bencana tersebut dan melarikan diri ke Lembah Modole. Dan sebagian lagi tersebar ke daerah pesisir sehingga terbagi menjadi 4 suku yaitu Suku Modole, Suku Boeng, Suku Towiliko dan Suku Pagu.
Sebagian masyarakat yang melarikan diri di Lembah Modole mereka mendirikan sebuah desa baru pada tahun 1902 yang dinamakan dengan Hoan Ipopolulu dan diangkat seorang pemimpin dengan gelar Jou ukum atau Jou Hukum.
Masyarakat Hoan Ipopolulu khususnya dan Suku Modole pada umumnya masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain itu, mata pencaharian masyarakat Hoan Ipopolulu persis sama dengan Hoan Itutu'u.
Desa ini dibangun cukup unik yaitu rumah masyarakat mengelilingi Halu (rumah adat di tengah) atau desa berbentuk lingkaran. Sehingga mereka menamakan desa itu dalam bahasa Modole yakni Hoan Ipopolulu karena berbentuk lingkaran atau bulat.
Budaya Hoan Itutu'u dan Hoan Ipopolulu sama karena satu rumpun. Sehingga upacara panen padi ladang tetap dilestarikan.
Tak lama kemudian di Lembah Modole terjadi peperangan dengan sesama suku dan suku lainnya yang berdekatan termasuk suku pendatang karena perebutan wilayah. Masyarakat Hoan Ipopolulu tidak mampu melawan mereka. Akhirnya mereka meminta bantuan kepada suku lain yaitu Botar dari Suku Tobaru.
Botar dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam sebuah peperangan. Sehingga mereka minta bantuan padanya dengan imbalan sebagian wilayah Suku Modole atau wilayah Hoan Ipopolulu diberikan kepadanya bila berhasil membunuh atau mengusir mereka yang ingin merebut wilayah kekuasaan Hoan Ipopolulu atau Suku Modole.
Botar tidak seperti Adil yang mampu meramal masa depan. Tetapi Botar dan Adil memiliki kesamaan kesaktian yaitu kebal tubuh. Selain itu, Botar juga memiliki badan tinggi dan besar (raksasa).