Demonstrasi atau melihat orang ikut demo, tentu tidak asing lagi kita dengar atau melihat mahasiswa yang turun di jalan.
Tetapi, haruskah mahasiswa turun ke jalan ikut demo? Mengapa turun ke jalan? Apa tidak ada cara lain? Ataukah cara ini lebih efektif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat? Atau ada cara lain yang lebih elegan tanpa harus turun ke jalan?
Sebelum berkata mahasiswa harus ikut demo atau tidak, kita harus mengenal mahasiswa atau karakter atau tipe-tipe mahasiswa itu sendiri. Sebab, ini juga salah satu yang melatar belakangi mengapa mahasiswa turun ikut demo dan ada yang tidak.
Yang pertama-tama yaitu tipe mahasiswa aktivis adalah mereka yang selalu aktif dan sangat cepat bertindak ketika mendengar isu sosial apalagi hal tersebut menurut mereka (aktivis) sangat merugikan masyarakat.
Dan ketika masalah tersebut "fatal" mereka tidak segan-segan turun ke jalan untuk mengkritik bahkan memblokir jalan dengan tujuan aspirasi masyarakat dapat direspon atau dijawab oleh pemerintah atau lembaga terkait.
Biasanya mahasiswa dengan tipe ini adalah mahasiswa yang hidup dan dibesarkan dalam organisasi pergerakan.
Bagi mereka (aktivis), mahasiswa sebagai agen of change "studinya soal kedua" tugas utama mahasiswa adalah membela kaum tertindas atau isu sosial yang merugikan pihak yang lemah (masyarakat).
Selain tipe mahasiswa aktivis, ada juga mahasiswa akademis. Mahasiswa tipe ini lebih fokus pada perkuliahan tetapi bukan berarti mereka anti demo melainkan memprioritaskan perkuliahan atau pendidikannya.
Karena memang tugas utamanya  seorang mahasiswa adalah kuliah. Jadi, yang diutamakan adalah kepentingan kampus atau studinya.
Juga, ada tipe mahasiswa hedonis. Mahasiswa yang memiliki tipe atau karakter tersebut adalah mahasiswa "hura-hura" atau "acuh" terhadap isu-isu sosial (tidak suka ikut demo). Dan bagi mereka "itu tidak penting."
Jadi bagaimana, apakah mahasiswa harus turun ke jalan atau tidak?