Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - Anakmomen

"Cukup pagi hari 'kau minum air susu ibumu', jangan sampai malam 'kau genggam buah dadanya.'"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Embun, Matahari, dan Manusia

14 Oktober 2022   08:18 Diperbarui: 14 Oktober 2022   08:39 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Embun pagi mengapa engkau pergi ketika cahaya sang mentari menerangi bumi. Bukankah cahayanya itu baik karena menerangi bumi seusai dilanda gelapnya malam.

Wahai matahari apakah engkau adalah pencabut nyawa si embun pagi? Sehingga cahayamu begitu menakutkan baginya karena cahayamu dapat mengusik bahkan membuatnya lenyap dalam sekejap.

Wahai manusia sudahkah kau mengerti mengapa embun pagi lenyap dalam sekejap ditelan sang mentari?

Baca juga: Seperti Matahari

Embun pagi ibaratnya manusia hanya sebentar bertengger di bumi ini.
Sedangkan cahaya matahari ibaratnya Sang Kuasa ketika waktu panggilannya tiba manusia akan pergi seperti embun pagi ketika sang mentari tiba.

Bailengit, 13 Oktober 2022

Arnol Goleo  [10:40 WIT]

Baca juga: Seorang Lelaki Muda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun