Aku duduk di bangku ini
Aku melihat kiri kanan
Ruangan dipenuhi warna hitam putih
Di tengah ruangan itu
Meja memanjang berselimutkan kain putih
Beberapa menit kemudian
Kami semua berdiri menuju meja tersebut serta diiringi sebuah lagu
Sesampainya di meja tersebut
Duduklah kami semua
Kiri kanan, tangan-tangan, bermunculan
Dengan digenggamnya piring berisikan roti. Beberapa saat kemudian, diikuti gelas berisikan seperti "darah"
Aku memegang roti itu
Menatap dalam-dalam gelas tersebut
Timbullah dalam hati dan pikiranku:
Apa aku layak menerima hidangan ini?
Seusai makan minum
Kami semua meninggalkan meja itu, Juga diiringi lagu
Hingga kami kembali ke tempat duduk semula
Sementara kami masih berdiri
Di depan bangku masing-masing
Tetapi belum semua
Yang lain, masih belum meninggalkan meja itu
Entah kenapa
Mataku ini melirik kembali meja itu
Aku melihat seorang wanita tua
Jalan pun membungkuk
Belum meninggalkan meja itu
Hingga terlintas di pikiranku:
Sungguh, karena kecintaan dan kerinduannya pada meja berselimutkan kain putih
Sehingga wanita itu walau sudah lanjut usia, jalan pun membungkuk
Ia tetap hadir pada jamuan itu
Bailengit, 09 Oktober 2022
Arnol Goleo  [21:34]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H