Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Manuver Politik Ahok: Megawati, PDI-P dan Teman Ahok

8 Maret 2016   11:45 Diperbarui: 8 Maret 2016   20:10 5731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perspektif Manuver Politik Ahok: Megawati, PDI-Perjuangan dan Teman Ahok | Sumber: temanahok.com"][/caption]Jika kita mencoba melihat kembali secara objektif perkembangan manuver politik para politisi menjelang pemilihan Gubernur DKI. Yang terjadi akhir-akhir ini kadang membuat kita tertawa terbahak-bahak. Maka sambil menghibur diri maka saya mencoba sedikit menulis bagaimana Ahok secara halus sebetulnya telah melakukan berbagai manuver sehingga terkadang membuat kita tersenyum simpul bahkan tertawa juga.

Mengapa tertawa, karena tanpa disadari bahwa aksi-aksi mereka artinya lawan politik Ahok selama ini cenderung semakin menunjukkan keasliannya ketika berkomentar dalam menghadapi berbagai manuver politik yang berkembang. Seperti seolah diperlihatkan bahwa satu persatu dari mereka mulai terpancing untuk mengikuti irama permainan Ahok yakni dimana kadang dia menunjukkan juga sisi emosional, kadang juga menunjukkan sisi kelucuan, kadang juga disertai logika yang ada dilapangan.

Mulai dari profesor sampai ke mantan menteri, musisi, bisnisman dan sebagainya. Sepertinya tanpa sadar mulai terpancing untuk menari-nari dibawa instrumen musik politik perebutan posisi Gubernur DKI mendatang.

Satu persatu permainan politik yang ditunjukkan oleh Ahok seolah ditelan bulat-bulat oleh media untuk dijadikan sumber berita utama, tentunya bagi media yang bersangkutan diharapkan akan menjadi trending topic. Maka media mem-blow up apa saja yang dilakukan oleh Ahok.

Nyatanya umpan dari Ahok, sering disambut oleh media dengan suka cita. Maka entah karena takut ketinggalan kereta atau takut dilupakan oleh media. Lalu mulailah dikomentari dari berbagai pihak dengan berbagai statemen yang kadang lucu kadang juga terlihat serius. Seolah mereka-mereka yang bakal menyaingi Ahok bermanuver balik atau mulai bermunculan di permukaan dengan berbagai komentar yang aneh-aneh.

Kemunculan pendapat atau opini ini sepertinya datang dari berbagai latar belakang tokoh terutama tokoh yang berencana untuk ikutan dalam petarungan di pilkada DKI. Hal ini seperti terlihat dari pernyataan-pernyataan mereka ada yang terang-terangan untuk head-to-head dengan Ahok. Tapi ada juga dengan malu-malu menyatakan diri untuk ikutan bertarung melawan Ahok? Sampai ada yang terang-terangan berkomentar mirig, mengatakan bahwa Ahok telah gagal.

Hampir semua statemen mereka, bila dianggap agak nyeleneh kemungkinan besar akan di ekpos di media massa. Terutama media-media yang selalu memancing-mancing opini agar menjadi trending topic dalam pemberitaan. Maka jangan heran jika tokoh A atau B dan C terkadang mengeluarkan komentar yang aneh-aneh walaupun sebetulnya tidak seperti itu adanya.

Hanya saja karena ini dianggap bagian dari strategi marketing politik maka boleh-boleh saja seseorang berkomentar apapun sesuka dia asal saja bertanggung jawab dengan norma dan etika yang ada.

Begitu juga Ahok sendiri tentu harus tetap mempertahankan image nya bahwa dia adalah Gubernur yang tetap memperjuangkan kesajahteraan rakyat. Gubernur yang mencoba kerja keras mengatasi banjir Jakarta, Gubernur yang mencoba membuka ruang publik untuk dijadikan kawasan taman nan hijau, Gubernur yang mencoba meningkatkan mobilitas penduduk Jakarta agar mudah berpergian kemana-mana dengan cara menyediakan sarana transportasi yang layak, Gubernur yang memikirkan rakyat kecil baik dari segi pendidikan mereka maupun dari segi kualitas dan tampat tinggal mereka. Jika ini dilakukan oleh seorang Ahok ya sah-sah saja, tak perlu lawan politiknya sewot atau tersinggung. Lalu bertanya seolah menuntut mengapa Ahok selalu mencitrakan dirinya saja.?

Belakangan ini, saya mencoba melihat bagaimana Ahok bermanuver dengan membiarkan dirinya tetap didukung oleh teman Ahok yang terus berusaha mengumpulkan tanda-tangan dukungan sebanyak mungkin. Bahkan kadang terkesan dari komentar-komentar aktivitas teman Ahok ini sepertinya diamini oleh dia.

Pesannya kira-kira begini, "hey lu teman Ahok, kamu jalan terus ya ngumpulin tanda tangan. Nanti suatu saat bila parpol keberatan untuk mendukung maka amunisi untuk pendaftaran calon Gubernur sudah siap. Bila maju tidak melalu jalur parpol bukan masalah lagi, karena tanda tangan dukungan sudah tersedia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun