Belum lagi kepada keluarga-keluarga miskin yang telah mendapat subsidi harga-harga sembako murah dan subsidi transportasi naik transjakarta secara gratis. Maka jika di total, bantuan kepada keluarga miskin di Jakarta sudah cukup besar dan ini sudah nyata terealisasikan.
Jadi jika ada yang mengiming-iming bantuan per keluarga 5 Juta pertahun dan janji-janji itupun masih diselipkan kata-kata sementara. Anda-anda yang punya nalar sehat tentu akan mikir untuk memilih calon pemimp ini seperti ini.
Secara hitung-hitung ekonomi,  income yang diterima akan lebih kecil jika dibanding dengan yang diterima selama ini diwujudkan dalam bantuan  kartu KJP dan subsidi pembelian sembako secara murah lainnya, serta subsidi transportasi naik bus transjakarta.
Secara alami rakyat yang cerdas tidak akan memilih income yang lebih kecil. Apalagi tambahan income sebesar 5 juta pertahun atau 417 ribu berbulan sifatnya hanya sementara. Artinya sebulan diterima lalu langsung di stop dengan alasan sementara selalu akan bisa terjadi.
Belum lagi janji akan memberi bantuan kepada RT/RW sebesar  1 Milyar pertahun. Bisa kita bayangkan jika seorang ketua RT/RW menerima uang tunai sebasar 1 Milyar setiap tahunnya. Maka yang akan terjadi adalah rakyat akan rebutan  untuk menjadi pengurus  RT/RW.  Jika uang ini tidak dikelola dengan transparan, bukan bisa jadi  justru akan menjadi embrio potensi konflik antar warga dengan para pengurus RT nya. Gesekan-gesekan dilapangan tentu akan terjadi setiap tahunnya menjelang cairnya bantuan ini. Pengurus RT/RW akan selalu sibuk bagaimana caranya menghabis-habiskan dana ini. Sementara bukan tidak mungkin justru urusan pelayanan kepada rakyat akan terabaikan.
Jadi indikatornya sederhana saja, apakah RT/RW selama ini benar kerjanya atau tidak. Yaitu jika ada RT/RW yang sangat bersemangat untuk menentukan pilihannya pada program 1 milyar ini. Maka bukan tidak mungkin RT/RW tersebutlah yang akan menjadi potensi konflik mendatang..
Semoga saja tidak…
Salam nusantara….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H