Pengurus Pusat PMKRI :  "Dalam bahasa dia (Rizieq Shihab), mencela  melalui kata-kata  'Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa',"
Kali ini PMKRI mulai terusik dengan ucapan si Rizieq?. Organisasi kemahasiswaan ini telah lama berdiri sejak tahun 1947 Seangkatan dengan HMI, GMNI, GMKI, PMII atau lebih dikenal dengan kelompok Cipayung. Perhimpunan Mahasiswa Katholik Melahirkan banyak alumni yang menjadi pemimpin di Republik ini. Â Serta berperan terlibat dalam sejarah perkembangan Negara Republik Indonesia.
Jarang sekali organisasi kemahasiswaan sekelas ini  mau membahas  hal-hal teknis terutama yang berkaitan dengan keagamaan dan keimanan seseorang.  Karena urusan agama adalah urusan masing-masing pribadi kepada Sang Penciptanya.
Tapi jika berkaitan dengan politik kebangsaan, kebhinekaan, Negara kesatuan. Maka PMKRI tampil melalui kader-kadernya, untuk selalu memberi pencerahan tentang politik kebangsaan di Republik Ini.
Tapi dalam kasus ini, seperti apa yang telah di laporkan oleh Ketua Umum PP PMKRI, Angelius Wake Kako-Seorang mahasiswa yang berasal dari Flores, dimana Flores Mayoritas penduduknya beragama Katholik.  Justru mereka telah melaporkan seorang Rizieq karena diduga telah  melecehkan umat Kristen melalui isi ceramahnya di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Tentu sikapi ini, artinya menunjukkan bahwa tingkat kesabaran seorang Ketua PP PMKRI telah mulai gregetan diambang batas karena melihat pola tingkah  si Rizieq yang semakin kebablasan dari hari ke hari  semakin menjadi-jadi,  seolah paling benar sendiri atas apun yang dia ucapkan.
Menurut Angelius  bahwa :  "Dalam bahasa dia (Rizieq Shihab), menurut kami, dia mencela (melalui kata-kata) 'Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa',"
Tentunya dari ucapan ini,  nampak jelas bahwa yang di maksud adalah dengan kelahiran Yesus sendiri menurut pemikirannya adalah mesti ada bidan. Memperdebatkan dan melayani orang seperti ini tentu yang terjadi adalah akan kembali  kepada  argument pokoknya.. alias pokoknya begini pokoknya begitu, pokoknya tidak menista dsbnya.
Kita tahu bahwa melecehkan, menyerang iman Kristiani adalah bukan hal baru, mulai sejak dulu seperti pembahasan perdebatan injil Yudas, sampai ke film Davinci code dan sebagainya. Bahkan sampai terakhir ceramah-ceramah yang mempertanyakan kelahiran Yesus, merupakan hal biasa.
Karena iman seorang Kristen sudah kebal atas serangan-serangan model  seperti itu. Apalah kalau hanya sekadar  untuk  memancing, memprovokasi murahan seolah  mencoba membangkitkan agar umat menjadi emosi.
 Jadi  janganlah khawatir, tidak akan pernah terjadi adanya demo-demo besar  dari orang Kristen yang akan menuduh seseorang itu telah melakukan penistaan agama. Serta rasanya juga  tidak akan mungkin  terjadi bahwa  ulama-ulama Kristen akan berteriak-teriak kesana-kemari seolah agar memaksakan kehendaknya  supaya  si penista segera di adili.