Mohon tunggu...
Arnita Sari
Arnita Sari Mohon Tunggu... -

Mahasiswi yang sedang belajar untuk menjalani hidup yang seperti pacuan kuda dengan sebaik-baiknya...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Banjir Tahunan di Kota Seribu Kuil, Salah Siapa?

13 Januari 2011   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:39 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkawang, mungkin masih banyak penduduk Indonesia yang belum pernah mendengar nama kota ini. Kota kecil yang merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Barat yang terletak di ujung peta Kalimantan ini membutuhkan waktu tempuh 3 jam dari kota Pontianak, ibukota Kalimantan Barat. Singkawang mendapat banyak julukan, ada yang menyebutnya kota seribu kuil karena memang kota ini memiliki banyak sekali kuil-kuil tempat peribadatan agama Buddha maupun Kongfucu. Berapa jumlah pasti kuil yang ada di kota ini, saya kurang tahu. Dekat rumah saya dalam jangkauan 1 km saja ada satu kuil besar, dan beberapa kuil kecil lainnya. Ada juga menyebutnya "the little HongKong of Indonesia". Sebagian suku pendatang maupun keturunan Chinnese yang bermukim di kota ini memang sudah memberikan ciri khas tersendiri sebagai kota Hongkong kecil ala Indonesia. Ada yang menyebutnya kota pariwisata. Dari tahun ke tahun mulai semakin bertambah saja tempat rekreasi dan pariwisata yang ada di kota ini, selama tiga tahun tidak menginjakkan lagi kaki di kota ini, pada akhir tahun 2009 sudah ada beberapa tempat pariwisata baru yang sedang dalam proses pembangunan. Berikut beberapa tepat wisata yang saya ketahui, (namun tentu saja masih terbatas, dan masih banyak tempat wisata lain yang masih belum saya ketahui): Taman Bougenville, Danau Teratai, Pantai Pasir Panjang, Pantai Kijing, Sinka Zoo, Rindu Alam, Bukit Mas,dan masih banyak lagi tentunya... Selain sisi positif di atas, banyak juga permasalahan di kota ini. Sebut saja permasalahan yang mungkin udah banyak dikenal, yaitu calo perjodohan anak perempuan penduduk chinnese Singkawang dengan lelaki Taiwan. Beberapa bulan yang lalu juga sampai ada diproduksi film FTV yang berjudul "Bakpao Ping-Ping" mengenai permasalahan tersebut. Tidak hanya itu, kota seribu kuil ini juga dilanda masalah banjir tahunan. Hampir setiap akhir/awal tahun, kota ini akan diguyur hujan secara terus menerus. Baru-baru ini saja, sejak tanggal 10 Januari malam hingga 11 januari malam, Singkawang diguyur hujan selama 24 jam non-stop. Akhirnya malam itu, daerah Pasar Turi, Pasiran, mulai mengalami tanda-tanda akan diserang banjir. Daerah Pasar Turi memang berdekatan dengan sebuah sungai yang setiap terkena hujan terus menerus mudah sekali meluap dan mengakibatkan banjir. Puncaknya, tanggal 12 Januari kemarin Singkawang mengalami banjir selama satu hari penuh,beberapa titik mengalami banjir yang cukup mengganggu aktivitas warga. Untung saja pagi ini banjir sudah kembali menyusut. Seperti sudah menjadi budaya tahunan, ketika banjir datang, masyarakat mulai sibuk mengangkut barang-barang di rumah naik ke lantai dua. Ketika banjir menyusut, mereka mulai membersihkan rumah. Banyak juga anak-anak yang malah bermain-main banjir, padahal air banjir mengandung banyak bibit penyakit. Sebenarnya jika mau dilihat dan diresapi mengapa banjir ini terjadi, lihat saja sungai-sungai yang ada. Apa saja kandungannya? Sampah-sampah pasar maupun rumah tangga, seperti sudah janjian berkumpul di satu tempat itu. Seperti tidak sadar atau pura-pura tidak melihat, meski terkena banjir tiap tahun akibat meluapnya sungai, masyarakat tetap saja membuang sampah di sungai-sungai terdekat. Apakah dikarenakan pemerintahan kota kurang memfasilitasi tempat sampah umum yang cukup untuk menampung sampah, atau masyarakat yang memang tidak pernah bisa belajar untuk mecintai lingkungannya? Entahlah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun