Mohon tunggu...
Arnita Sari
Arnita Sari Mohon Tunggu... -

Mahasiswi yang sedang belajar untuk menjalani hidup yang seperti pacuan kuda dengan sebaik-baiknya...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pelayanan yang Menjadikan Anda Terkenal…

30 April 2010   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:29 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya terkikik, terkekeh, tergelitik, terguling-guling, atau apapun itu namanya, ketika mendengar ada jemaat yang membagi Pelayanan (Ministry) di gereja menjadi pelayanan yang terkenal dan pelayanan yang tidak terkenal. Eits…saya tak bermaksud menyentil siapapun dengan tulisan ini. Hanya ingin mengajak kita semua untuk merenung. Merenunglah tentang apa saja ketika Anda mendengar kata, “pelayanan terkenal”….

Saya akan segera terpikirkan; drama, tim musik, dance, tamborin, dan sejenisnya. Untuk pelayanan tak terkenal, dibenak saya muncul; nursery, greeter, usher, sound, dekorasi, audio visual, dan sejenisnya. Mungkin Anda akan menilai saya mengkategorikan pelayanan tersebut berdasarkan pelayanan di depan panggung dan pelayanan di belakang panggung. Hey…saya hanya merenung. Apakah saya salah mendapatkan pikiran seperti itu? Anda juga bisa ikut merenunginya…

Apakah ada yang merasa berat ketika mendengar tiba gilirannya untuk setting ataupun bongkar? Tiba saatnya untuk mengangkat barang-barang berat, sementara sebenarnya Anda bisa segera pulang, menyantap makanan, tidur siang sekalipun? Apakah ada yang merasa ngantuk setengah mati ketika mendapat giliran greeter yang mengharuskan datang lebih awal, padahal masih bisa tidur lebih lama? Apakah ada yang merasa sibuk ketika pertemuan, pengajaran, dan sebagainya menjadi satu jadwal yang kompleks dalam satu minggu penuh? Semua itu hal umum dan wajar, sepertinya hampir semua pernah mengalaminya. Itu soal kedisiplinan. Belajar bagaimana bertanggungjawab dan melatih diri. Berbeda dengan persoalan tidak mau bertugas dikarenakan alasan “kurang terkenal”…

Menjadi sebuah keterkejutan bagi saya ketika mendengar pelayanan dikotak-kotakan menjadi yang terkenal dan tak terkenal. Hey… Am I an actress in this church? I’m like to be famous than God? Who am I? Boleh bertanya atau tidak, sebenarnya apa yang menjadi esensi dalam melayani?

Sesuai dengan judul yang saya comotkan di atas, berikut tips yang saya coba gali untuk Anda yang ingin menjadi “terkenal” di dalam pelayanan:

1. Letakkan ketenaran diri Anda sebagai prioritas utama

2. Setiap Minggu pasang muka senyum dan mulailah TePe-TePe pada setiap yang Anda jumpai di gereja. Terutama kepada pihak yang berpeluang mengabarkan keramahan Anda dari mulut ke mulut sehingga Anda akan mulai dikenal.

3. Survei terlebih dahulu, pelayanan mana yang memiliki potensi paling besar untuk membuat Anda terkenal. Jangan memilih pelayanan yang tidak dilihat orang, karena itu tidak akan membuat Anda terkenal. Ketika Anda mendapatkan pelayanan yang sesuai, segera daftarkan diri Anda.

4. Bersemangatlah ketika ada orang yang melihat Anda melayani. Pasang senyum, tampang innocent, dan muka dua-rius. Namun ketika tidak ada yang melihat Anda, ngapain Anda menyibukkan diri?

5. “Kemuliaan hanya bagi Tuhan” merupakan kata kunci ketika Anda ditanyai mengenai alasan untuk melayani. Namun tidak Anda terapkan di dalam hati.

6. Bersikap baiklah dengan fans Anda, atau orang-orang yang menganggap Anda sebagai role model, super hero, dan sejenisnya.

Sebenarnya masih banyak sekali cara untuk menjadi terkenal di dalam pelayanan, atau pun tips mencari pelayanan yang bisa membuat Anda terkenal. Sebenarnya apa yang sedang saya coba tunjukkan di sini adalah tidak ada yang namanya pelayanan terkenal dan pelayanan tidak terkenal. Semua itu bergantung dengan hati kita sendiri. Bagaimana kita memahami arti kata ‘melayani’? Apakah melayani berarti “tentang saya” atau melayani berarti “tentang Dia”? Mengorbankan diri untuk Dia yang memang pantas untuk dilayani, bahkan keterkenalan (ketenaran) diri Anda sekalipun.

Mari merenung. Anda bisa setuju dengan saya, bisa juga tidak. Silakan berpendapat… Saya sendiri tidakpunya hak untuk menetapkan apa yang salah dan apa benar. Jawabannya ada dihati diri kita masing-masing. Semoga masing-masing dari kita dapat memperdalam hubungan kasih dengan-Nya, bukannya mempererat kecintaan terhadap eksistensi ketenaran diri. Gbu ^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun