"Memangnya kenapa sih kalau aku pengen jadi supir?",katanya waktu itu.
Dia masih berumur 3 tahun ketika ia bercita-cita ingin menjadi supir mobil ambulans, supir bis dan supir mobil damkar. Sebagai ibu saya hanya mendukung cita-citanya seraya mengingatkan bahwasanya untuk mencapai cita-cita dia harus rajin belajar dan berdoa.
Lalu suatu waktu ada yang bertanya kepadanya: "Diego, nanti kalau sudah besar mau jadi apa?"
"Jadi supir mobil ambulans, supir bis dan supir pemadam kebakaran", katanya bangga.
"Kalau mau jadi supir doang Diego tidak perlu sekolah. Cita-cita kok supir. Kapan bisa kaya kalau jadi supir. Supir pesawat sih oke, keren, pilot", katanya sambil tertawa.
Anakku kelihatan kecewa dengan respon orang yang menanyakan cita-citanya tadi. Diapun bertanya kepadaku: "Ma, memangnya kenapa sih kalau aku bercita-cita jadi supir? Emang benar kalau jadi supir tidak perlu sekolah?"
"Boleh kok kamu bercita-cita jadi apa saja. Jadi supir juga bagus. Sekolah itu tetap penting. Memangnya kenapa kamu ingin jadi supir?"
"Aku mau jadi supir ambulans biar bisa membawa orang sakit cepat-cepat ke rumah sakit, jangan sampai dia mati", katanya.
"Oh bagus itu", kataku dengan nada bangga.
"Aku juga mau jadi supir mobil pemadam kebakaran supaya bisa bantuin orang-orang yang rumahnya kebakaran. Aku bisa cepat-cepat bawa mobilnya", katanya bertambah semangat.
"Wah bagus banget. Trus kalau jadi supir bis?", kataku semakin penasaran.