Mohon tunggu...
Arnilia putri
Arnilia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualang Nayra di Dunia Lain

27 Oktober 2023   10:58 Diperbarui: 27 Oktober 2023   11:33 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rastati membangunkan putrinya untuk sholat subuh, Nayra. Karena pembukaan kantor cabang baru Ayahnya-Dewa, mereka memustukan pindah ke kota ini. Dan otomatis sekolah Nayra pun pindah juga.

Saking bersemangatnya Nayra, setelah sarapannya dan memutuskan berangkat sekolah lebih awal dengan diantar Pak Mamat  - supir pribadi keluarga Nayra. Ingin menikmati suasana kota baru di pagi hari katanya.

Tidak lama menunggu, mobil melaju dengan tujuan ke SMA 1 Cendana -- sekolah baru nya untuk 2.5 tahun kedepan.

Mobil yang ia tumpangi mulai melaju. Nayra menikmati pemandangan sekitar dan sesekali menghirup udara segar pagi hari. Beberapa kali mobil berhenti karena lampu lalu lintas

"Sudah sampai, Non!". Ketika sudah sampai di depan gerbang sekolah, mobil segera mengurangi kecepatan dan berhenti.

"Disini sekolah baru Nay, Pak?" Tanya Nayra pada Pak Mamat.

"Iya, Non" Pak Mamat mengangguk. Nayra melihat wajah Pak Mamat dari kaca mobil dengan pandangan lurus ke depan dan tatapan yang terlihat kosong seraya menggaruk kepalanya.

Nayra terdiam sesaat menatap gerbang sekolah barunya, sekolah barunya tampak sepi dan redup. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.18, tapi Nayra tidak melihat satpam atau tukan kebung sama sekali.

Nayra menoleh ke arah Pak Mamat sekali lagi tadi. Ia dan Pak Mamat saling menatap melalui bayangan yang terpantul di kaca mobil.

"Ini beneran sekolah baru Nay kan, Pak?" Tanya Nay itu lagi padanya.

Karena tidak ada jawaban dari Pak Mamat, Nayra memutuskan untuk keluar mobil dan berjalan ke arah gerbang sekolah. Mungkin pak Mamat lagi sakit pikirnya.


Sepertinya Nayra tersandung dan merasa saat ini sedang di dunia mimpi. Namun ia dengan cepat menguasai dirinya dan menyadari bahwa saat ini ia berada di dunia yang berbeda. Ia tidak asing dengan dunia lain karena kakeknya memiliki keistimewaan dan selalu menceritakan pengalamannya sewaktu masih hidup pada Nayra. Di depannya ada pohon yang menjulang tinggi dan saling berdempetan.

"Apa aku sedang berada di hutan jaman dulu?" pikirnya.

"Bisa-bisanya niat ke sekolah baru tapi malah masuk hutan jaman dulu" gerutunya sambil menghentak-hentak kaki ke tanah.

Nayra memutuskan untuk menyusuri jalan didepannya. Semakin masuk ke dalam, semakin tercium bau busuk yang menyengat.

Nayra merasakan kakinya mulai lelah, meski melambat ia terus melangkah mencari jalan keluar dari hutan. Sekeebat bayangan melintas didekatnya membuatnya mulai panik. Ia tidak menyangka hari pertamanya di sekolah baru akan begini. Mengumpulkan keberanian, Nayra meraih bambu didekatnya. "Siapa kamu?" ucap Nayra berhenti melangkah.


"Nayra" muncul suara ditelinganya.

Bayangan itu mendekati Nayra dengan langkah pelan. Semakin dekat, Nayra bisa melihat sosok harimau putih besar menghampirinya. "Mau apa kamu?" Tanya Nayra.

"Jangan takut, Nayra. Aku akan membantumu keluar. Aku Gundawa adalah pendamping Brata sewaktu ia masih hidup" ucap sosok harimau putih itu. "Kakek?" ucap Nayra heran.

"Kamu tersesat karena memasuki portal keluar masuknya bangsa jin. Kamu telah masuk ke dimensi dimana kakekmu pernah tersesat juga"

Gundawa membuka mulutnya dan muncul cahaya membentuk gelembung balon. Ia membawa Nayra masuk kedalam bersamanya. Bola cahaya itu melesat menembus awan dengan kecepatan tinggi dan Nayra tergeletak di depan pagar masuk sekolahnya.


Di depan gerbang, orang-orang sudah berkumpul dan membicarakan sesuatu termasuk Rastati dan Dewa.

"Disana!" teriak seorang ibu-ibu menunjuk ke arah Nayra tergeletak.

Suara ibu-ibu tersebut mengejutkan orang-orang yang berkumpul disana. Rastati dan Dewa melihat ke arah yang ditunjuk.

"Sayang! Nayra!" Teriak Rastati dan Dewa menghampiri Nayra.  Mereka panik karena Nayra tiba-tiba muncul ditempatnya.

Panik karena Nayra tidak sadarkan diri, Dewa menggendong Nayra menuju mobil disusul Rastati untuk dibawa ke rumah sakit.

"Pak Mamat, kita ke rumah sakit sekarang!" Teriak Dewa sambil berjalan tergera menuju mobil yang dijaga Pak Mamat.

Pak Mamat melihat majikannya tergesa menggendong nona muda nya yang sudah menghilang sejak 2 hari. Ia kebingungan dengan kondisi nona mudanya yang tidak sadarkan diri.

Segera, mesin mobil dinyalakan dan menuju ke rumah sakit.


Sudah seminggu sejak Nayra dibawa ke rumah sakit tapi masih belum sadarkan diri.

Malam harinya, Nayra terbangun. Ia menatap sekitar dan menyadari ada di rumah sakit. Melihat ibunya yang tertidur di kursi disamping ranjangnya, dan ayahnya yang tertidur di sofa.

"Bu," Lirih Nayra. Rastati yang mendengar suara Nayra terbangun.

"Sayang? Kamu udah sadar? Ada yang sakit? Minum dulu, Nay" mendengar ada suara rusuh, Dewa bangun dan melihat istrinya yang sedang membantu Nayra minum. Dewa menghampiri mereka. "Nayra, gimana keadaan kamu?".

Nayra mengangguk dan berkata bahwa dia baik-baik saja. Rastati dan Dewa memberitahukan bahwa ia menghilang selama 2 hari dan tidak sadarkan diri selama seminggu. Lalu Nayra pun menceritakan semua kejadian yang dia alami sejak memasuki gerbang sekolah dan bertemu Gundawa.


Selama sebulan berikutnya, Nayra pulih dan kembali ke sekolah. Namun, ia terus mengalami mimpi yang sama setiap malam. Bus yang terbalik, truk dengan muatan batang besi, murid yang memakai seragam dan berteriak kesakitan penuh darah lalu ledakan besar menyusulnya. Mimpi itu seperti nyata.

Sebuah bus melaju melintasi mobil yang ditumpangi Nayra dan Pak Mamat. Jantungnya mulai berdegup kencang, napasnya tidak beraturan seolah untuk menghirup udara rasanya sulit.

"Non, Non baik-baik aja?" Pak Mamat khawatir melihat nona mudanya yang tampak kesakitan dari kaca mobil.

"Berhenti disini, Pak Mamat. Jangan terlalu dekat dengan bus itu, Pak" Nayra berusaha mengatur napasnya bersamaan dengan bunyi dentuman keras dari arah depan mobilnya berhenti.


Klakson mobil saling bersahutan dan terdengar teriakan orang-orang disekitar yang menyaksikan sebuah truk bermuatan besi menabrak bus angkutan.

"Nggak mungkin," lirih Nayra sambil keluar dari mobil. Ia masih memproses kejadian yang baru saja terjadi.

"Non, ayo kita puter balik" ajak Pak Mamat yang melihat nona mudanya berjalan mendekati bus yang terbalik.

Nayra berlari dan mulai membantu korban untuk keluar dari bus. Nayra ingat didalam mimpinya akan terjadi ledakan. Ia berteriak, "Cepat! Bus nya akan meledak!".

Semua orang menjadi panik. Bergegas menyelamatkan semua korban dan menjauh dari bus.


Duar!!


Bus meledak bersamaan dengan Nayra yang ditarik Pak Mamat untuk menjauh.

Mimpi Nayra benar-benar menjadi nyata. Tidak lama dari itu, ambulans, pemadam kebakaran dan polisi tiba dan mengevakuasi TKP.

"Gunakan kekuatanmu untuk hal baik dan membantu orang, Nayra" suara itu melintas disampingnya dan Nayra tau itu pasti Gundawa


Kecelakaan besar yang hampir merenggut banyak nyawa itu tersebar. Aksi heroik Nayra yang menyelamatkan para korban dari tragedi ledakan membuat orang-orang mencari identitasnya terlebih berita Nayra yang sempat terseret ke dunia lain membuat orang-orang percaya bahwa ia dapat melihat masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun