Mohon tunggu...
Diana Intan Palupi
Diana Intan Palupi Mohon Tunggu... -

Penyendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pidato Cantik Puan tentang Kaum Muda Terbaik Bangsa

24 Februari 2017   11:05 Diperbarui: 24 Februari 2017   11:19 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://adhyaksadault.info

Kaum muda terbaik bangsa selalu merupakan harapan. Pramoedya Ananta Toer dengan bangga menulis dengan sebutan “Anak Semua Bangsa” kepada tokoh Minke yang sebenarnya adalah karakter dari sosok nyata Tirto Adhi Suryo, pelopor kesadaran nasional melalui pers. Sehingga dia pun dijuluki sebagai pers Indonesia.

Puan menegaskan betapa pentingnya kaum muda. Ada ungkapan “pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok”. Pemuda-pemuda yang terdidik, yang dibekali ilmu pengetahuan dan kematangan karakter, itulah calon-calon pemimpin ideal dari kaum muda yang diharapkan oleh Puan Maharani.

Dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2017 (Jakarta, 22 Februari 2017), Puan menegaskan bahwa terdapat tiga ranah pendidikan yang ideal bagi para pemudai dan pemudi. Ungkapan itu dia sitir dari pidato sang kakek, Soekarno, pada 9 Maret 1961. Apa diantara dari tiga ranah pendidikan yang dimaksudkannya. Pertama, pendidikan keluarga. Kedua, pendidikan sekolah. Ketiga, pendidikan kepanduan atau Pramuka (adhyaksadault.info, 23/02/2017).

Pendidikan keluarga berlangsung dalam lingkup keluarga yang secara inti terdiri dari ayah, ibu dan anak. Proses sosialisasi nilai-nilai dan norma berlangsung di keluarga melalui ayah dan ibu. Anak menyerap perilaku sosial melalui kedua orang tua. Ada ungkapan “buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dengan kata lain, sikap dan perilaku seorang anak tidak akan jauh dari orang tuanya. Ungkapan ini bisa dibenarkan meskipun tidak sepenuhnya. Sebab bisa jadi buah tidak jatuh ke tanah melainkan menggelinding lagi ke sungai sehingga ia terbawa arus hingga ke muara. Yakni boleh jadi seorang anak yang kemudian dewasa dan mengambil banyak pelajaran dari pengalaman hidupnya yang lain.

Pendidikan sekolah berlangsung di lingkungan pendidikan formal yang secara inti dididik oleh seorang guru. Di sini perilaku seorang murid  belajar banyak dari keteladanan dari seorang guru. Pelajaran yang diambil dari seorang murid bukan saja aspek-aspek kognitif, tetapi juga menyangkut mental, karakter dan semua itu berfokus pada guru sebagai pendidik dan orang yang diteladani. Ada ungkapan: guru kencing berdiri dan murid kencing berlari. Perilaku guru menjadi faktor penting bagaimana karakter anak didik.

Yang terakhir adalah pendidikan kepanduan atau pramuka. Dalam pendidikan kepanduan, terdapat banyak pendidikan yang bisa diambil, pendidikan karakter, keterampilan, kecepatan dan ketangkasan. Pramuka menghadirkan pola pendidikan kedisiplinan yang tinggi, kepatuhan dan kekompakan. Dalam pramuka, anak didik dikuatkan mental kesabarannya dalam menghadapi apapun. Hampir semua yang merasa pernah dididik di pramuka, mereka akan merasakan dinginnya tidur di tenda, beralaskan karpet (itu pun jika mereka punya alas), dituntut dengan berbagai bentuk kedisiplinan diri, ketangguhan fisik, ketahanan mental dan pendidikan lainnya.

Itulah kenapa Puan sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan karakter di dalam Gerakan Pramuka yang berlandaskan pada Tri Satya dan Dasa Darma, adalah salah satu soko guru pembangunan generasi muda bangsa Indonesia. “Tugas berat yang diemban para Pembina Pramuka adalah bagaimana agar generasi muda, sebagai harapan bangsa dan negara di masa yang akan datang, dituntut untuk mempersiapkan diri agar dapat memiliki karakter yang handal, yaitu berintegritas (bermartabat), ber-etos kerja (ulet, rajin, tekun, berketerampilan), dan berjiwa gotong royong”, tutur Puan (adhyaksadault.info, 23/02/2017).

Puan menegaskan pentingnya pendidikan kepanduan. Dia berharap banyak lahirnya tunas-tunas bangsa dari rahim gerakan kepanduan ini: Praja Muda Karana (Pramuka). Pada pramuka, dia berharap lahir generasi muda yang mampu menjawab tantangan dunia, memiliki karakter dan keterampilan (adhyaksadault.info, 23/02/2017).

Pada gerakan kepanduan, revolusi mental mendapatkan tempat yang begitu besar. Salam Pramuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun