Mohon tunggu...
Arni
Arni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencari jati diri dengan mengasah kemampuan diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Poses Pembuatan Gula Aren di Desa Cihambali, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak-Banten

5 Agustus 2022   09:59 Diperbarui: 5 Agustus 2022   23:34 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tukang nyadap adalah sebutan bagi petani Gula Aren di Desa Cihambali, kecamatan cibeber, Lebak-Banten. Tukang nyadap biasanya didominasi oleh laki-laki yang berusia diatas 50 tahun.

Gula Aren yang dihasilkan digunakan sebagai pemanis untuk masakan dan kopi serta pembuatan makanan daerah seperti Dodol, Wajik, Papais dan masih banyak lagi.

Proses pembuatan Gula Aren diawali dengan pembukaan lapisan awal pada tangkai bunga aren atau Enau, kemudian dilanjutkan dengan pemukulan sebanyak 7 kali dan diayun-ayun untuk kemudian dibuang ujung tangkai bunga Enau-nya. Setelah itu, ujung tangkai bunga yang sudah dipotong dibungkus menggunakan tanaman Rane. Proses pembungkusan tersebut dilakukan selama kurang lebih 3 hari sampai air nira tersebut keluar.

Setelah air nira keluar, maka bisa langsung dilakukan proses penyadapan atau penampungan air nira menggunakan Lodong atau dalam bahasa Indonesia yaitu tabung yang berbahan dasar dari Bambu.

Pengambilan sadapan dilakukan setiap pagi dan sore hari, biasanya air nira yang dihasilkan lebih banyak ketika panen pada pagi hari ketimbang panen pada sore hari. Setelah selesai penyadapan, lodong yang digunakan harus dibersihkan agar air nira yang selanjutnya diambil tidak masam akibat sisa-sisa nira sebelumnya didalam lodong.

Air nira yang terkumpul kemudian dimasukan kedalam wajan berukuran besar. Proses pemasakan dilakukan selama 5-6 jam tergantung banyak dan sedikitnya air nira.

Ketika air nira sudah berubah warna menjadi coklat, masukan sedikit minyak goreng atau pada zaman dulu biasanya menggunakan sarang tawon yang sudah kering agar gula yang dihasilkan nantinya lebih bagus.

Air nira yang sedang dimasak jangan lupa untuk sesekali diaduk agar tidak gosong dan juga untuk mengetahui tingkat kekentalan gula.

Sebelum dicetak, cairan gula dalam wajan harus diaduk-aduk hingga teksturnya lebih kental agar setelah dicetak gula lebih cepat membeku. Pencetakan gula aren biasanya menggunakan kayu atau batok kelapa.

Setelah dicetak, gula didiamkan selama 30 menit kemudian dibungkus menggunakan daun aren yang berukuran kecil atau bisa menggunakan daun pisang yang sudah kering.

Penjualan gula aren biasanya hanya dilakukan disekitar tempat tinggal tukang nyadap saja, untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat karena dianggap gula lebih cepat terjual meskipun dengan harga yang relatif rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun