Di abad ke-19, Friedrich Nietzsche dikenal sebagai filsuf dengan ide radikal dan provokatif. Nietzsche lahir pada 15 Oktober 1844 di Rocken bei Lutzen, sebuah desa Jerman dekat Leipzig. Pemikirannya telah mengubah cara kita melihat dunia modern. Dalam banyak karyanya, Nietzsche mengangkat tema besar tentang kehilangan nilai tradisional, krisis makna, dan nihilisme, yang relevan dengan kondisi manusia di era modern. Ia melihat bahwa dunia sedang berubah besar-besaran, di mana nilai-nilai agama dan moralitas yang dulu menjadi pegangan hidup banyak orang mulai melemah, terutama dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan rasionalitas.
Di era sekarang banyak orang merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi orang lain, terutama dalam hal kesuksesan dan pencapaian pribadi. Media sosial menjadi salah satu faktor utamanya. Seorang pemuda yang beranjak dewasa mulai kebingungan dalam hubunganya pertemanannya. Selama ini ia selalu berusaha memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya, seperti mendapatkan pekerjaan yang stabil, menikah di umur sekian, dan mengikuti tren yang ada (FOMO). Walaupun beberapa terealisasikan, ia merasa tidak puas dan tidak tau apa yang sebenarnya diinginkannya. Ia merasa terjebak dalam rutinitas ini demi memenuhi standar oang lain.
Dari Pemikiran Nietzsche ini merupakan runtuhnya nilai tradisional seperti agama, moralitas konvensional dan standar kesuksesan sosial sebagai pedoman hidup. Ketika nilai tradisional ini tidak lagi relevan, individu mulai merasakan kebingungan tentang tujuan hidup mereka. Krisis makna juga dialami oleh banyak orang saat ini, di mana mereka merasa kosong meskipun memenuhi semua ekspektasi sosial, bisa dianalisis melalui konsep nihilisme menurut Nietzsche.
Disini kita diperkenalkan oleh Nietzsche dengan Ubermensch bahwa setiap individu harus berani untuk menjadi dirinya sendiri, meskipun itu berarti melawan ekspektasi orang lain. Nietzsche juga mengajarkan amor fati untuk menerima semua pengalaman hidup untuk menjadi individu yang lebih kuat dan bermakna dengan mulai mencintai perjalanan hidup kita.
Dengan begitu, kita dapat mengatasi kebingungan dan menemukan makna hidup yang lebih dalam, bukan sekadar mengikuti standar orang lain yang mungkin tidak sesuai dengan siapa mereka sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H