Mohon tunggu...
Arneta Jammianti
Arneta Jammianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

senang menulis dan sedikit membaca, hallo saya neta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Interaksi Simbolik

21 November 2024   21:08 Diperbarui: 21 November 2024   21:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Herbert Blumer teori interaksi simbolik adalah sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu.

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan melalui interaksi dan dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga mengasumsikan bahwa bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya tergantung pada makna yang diberikan oleh oleh manusia lainnya. Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi tanpa adanya makna yang dibagikan. Terdapat 3 konsep kunci interaksi simbolik, yang akan sedikit kami bahas pada artikel ini.

  • Mind

Mind berkembang dalam proses sosial komunikasi dan tidak dapat dipahami sebagai proses yang terpisah. Proses ini melibatkan dua fase yaitu conversation of gestures (percakapan gerakan) dan language (bahasa). Keduanya mengandaikan sebuah konteks sosial dalam dua atau lebih individu yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

  • Self

Self diartikan melalui interaksi dengan orang lain. Self merujuk pada kepribadian reflektif dari individu.Self merupakan proses yang berlangsung terus menerus yang mengkombinasikan "I" dan "Me". I -- diri yang aktif, merupakan kecenderungan impulsif dari diri individu, bersifat spontan, dan juga merupakan aspek dari eksistensi manusia yang tidak terorganisasi. Me -- merupakan diri yang menjadi objek renungan kita atau merupaka gambaran diri yang dilihat melalui cermin diri dari reaksi yang diberikan oleh orang lain.

  • Society

Society atau masyarakat dibentuk melalui interaksi antar individu yang terkoordinasi. Interaksi yang tejadi pada manusia menempati tingkatan tertinggi bila dibandingkan makhluk lainnya. Meskipun terkadang manusia memberikan respon atau tanggapan secara otomatis dan tanpa berpikir panjang terhadap gestur manusia lainnya, interaksi manusia ditransformasikan dengan kemampuannya untuk membentuk dan menginterpretasikan secara langsung dengan menggunakan sistem simbol konvensional.

Pada era modern seperti sekarang telah bermunculan simbol-simbol sebagai cara untuk berinteraksi atau komunikasi. Di balik interaksi simbolik yang kita gunakan dan kita perlihatkan atau orang lain gunakan dan orang lain perlihatkan bisa menjadi bahan rujukan sebagai penilaian tentang diri kita atau diri orang lain tersebut. Interaksi simbolik lebih di gunakan pada media sosial karena efek yang di timbulkan sangat luas dan mudah tersebar atau terlihat oleh orang lain karena komunikasikan di lakukan dengan tulisan, foto, video dan gambar. Sedangkan interaksi simbolik secara langsung hanya menimbulkan efek bagi orang yang ada di sekitar ketika sedang melakukan komunikasi tersebut.

Contoh sederhana dari penerapan interaksi simbolik di gunakan saat menggunakan media sosial adalah saat seseorang memposting foto diri nya di platfrom intagram dengan latar belakang pemandangan menara eifel di paris prancis. maka makna dari interaksi simbolik tersebut adalah para pengguna media sosial yang melihat foto tersebut akan berfikiran bahwa orang tersebut memiliki status sosial tinggi(kaya) karena latar belakang foto luar negeri membuktikan bahwa ia memiliki akses dan kemampuan untuk bepergian ke negeri orang yang tak mungkin semua orang mampu.

Contoh sederhana dari penerapan interaksi simbolik di gunakan langsung adalah saat di jalan terdapat rambu lalulintas lingkaran merah dengan tanda huruf P yang di beri garis miring. Memiliki sebuah arti yang telah di sepakati bersama yaitu dilarang parkir. Ketika ada seseorang parkir di tempat yang terdapat tanda tersebut kita dapat mentimpulkan atau berpendapat orang tersebut memiliki sikap yang tidak mematuhi aturan.

Jadi dari 2 contoh interaksi simbolik tersebut bisa di simpulkan bahwa setiap simbol atau lambang memiliki arti berbeda beda dan karena simbol tersebut kita dapat menarik kesimpulan akan sebuah sikap status atau kondisi seseorang. Kenyataan yang dapat di ambil adalah konsep diri bukan bawaan lahir atau tidak datang begitu saja melainkan hasil interaksi sosial dengan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun