Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tekad Luconaz

28 Februari 2015   02:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Luconaz tergeletak tak berdaya di dalam dimensi kosong Daraznoz . Ia mengerang kesakitan , sekujur tubuhnya dipenuhi luka berdarah dan lebam di mana - mana akibat serangan beruntun yang diterimanya .

" Luco , menyerah saja . Kebaikan tidak akan pernah bisa mengalahkan kejahatan . Lebih baik serahkan Kitab 7 Kehidupan itu dan biarkan aku menguasai semesta alam . "

" Tidak , Daraz . Sampai kapanpun aku tidak akan menyerahkan Kitab 7 Kehidupan itu . Aku sudah men-teleport-nya ke Bumi dan ingatlah , seorang anak akan lahir untuk menghentikan rencana jahatmu . "

Mendengar apa yang dikatakan oleh Luco membuat Daraznoz sang raja kegelapan murka . Api hitam berkobar - kobar menyelimuti tubuh Daraznoz .

" Kalau begitu kau harus mati , Luconaz !

Spear of Hell !

Dari telapak tangan Daraznoz , kobaran hitam itu bertransformasi menjadi sebuah tombak tajam yang dibaluri oleh api hitam . Ujungnya mengacung ke arah Luconaz yang tak lemah berdaya .

Daraznoz menghunjamkan tombak itu tepat di jantung Luconaz . Tajam dan panasnya tombak itu , membuat Luconaz muntah darah , ia tak sanggup lagi bertahan dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir dengan senyuman tipis yang perlahan pudar di bibirnya .

" Mulai sekarang aku akan mengerahkan panglima terkuatku untuk mencari Kitab 7 Kehidupan itu dan juga mencari anak yang akan menggagalkan rencanaku ! "

Daraznoz hanya membiarkan Luconaz tak berdaya di sana dan menggunakan teknik Dark Teleport of Dimension untuk pergi dari sana .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun