Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rania #12 - End

18 November 2014   01:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sampai Jumpa di Akhirat

Armand menatap Raka dengan tatapan liar dan beringas , dari air muka Armand menunjukkan bahwa dia berambisi sekali ingin membunuh dirinya .

" Jadi kau mau membunuh kami hanya karena dendam masa lalumu , tapi kenapa ? "

" DIAM ! ORANG S'PERTI KALIAN TIDAK TAHU APA - APA BAGAIMANA RASA NYA KEHILANGAN ORANG YANG KALIAN SAYANGI !! LEBIH BAIK PERSIAPKAN DIRI KALIAN UNTUK MATI !!! " gertak Armand .

" Jadi kalau kau membunuh kami semua hanya karena kami semua mengingatkanmu pada masa lalu mu ?! Jika Rania melihat semua ini , apakah dia akan senang dengan semua perbuatan yang kau lakukan selama ini ? "

" DIAM !!! SEKALI LAGI KAU SEBUT NAMA DIA , AKU TAKKAN SEGAN UNTUK MENCABIK - CABIK DADAMU !!! "

Raka melihat sepertinya percuma berbicara baik - baik dengannya , hati nuraninya sudah terbakar api dendam . Sekarang , yang bisa dia lakukan hanya bersiaga , manakala Armand akan menyerangnya dengan cepat .

Tanpa diduga , Armand mengayunkan pisau itu ke arah nya , tapi dapat dihindari dengan elakan kepala yang begitu cepat .

Di tengah pertarungan mereka , Armand mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan sadarkan diri , namun dengan keadaan mulut masih diikat dengan kain . Ternyata , Rahel juga sudah sadar . Rahel hanya bisa menjerit tertahan melihat Raka bertarung dengan Armand .

Agun mencoba memanggil Rahel dan dia mendengarkannya . Agun mengisyratkan agar mengambil pisau kecil yang terselip di kantong belakang celana nya . Memang agak susah mengambil pisau yang berada di kantong belakang nya , dengan posisi tangan diikat saling membelakangi , Rahel dengan sabarnya mencoba meraih ujung pisau itu sedikit demi sedikit dengan tangannya dan akhirnya bisa .

Diberikannya pisau itu kepadaAgun untuk membuka tali pengikatnya . Perlahan diiris - iris nya tali itu yang tak begitu tebal dan tali itu terputus dan dibuang nya sumpalan kain tersebut dari mulut nya . Agun yang sudah terlepas , langsung cepat melepaskan Rahel . Dibuangnya sumpalan kain di mulutnya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun