Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Terkutuk

23 Februari 2015   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini , di Pasar Horas , ia dan ayahnya sedang berjalan - jalan di daerah sekitar pasar untuk mencari toko - toko yang menjual barang - barang antik . Namanya Endra . Ia tinggal bersama dengan ayahnya di Perluasan . Sejak kecil , iadibesarkan oleh ayahku dan ibunya t'lah lama meninggal dunia sewaktu melahirkan dirinya . Mungkin itulah sepintas kisah hidup yang bisa ia ceritakan .

Ratusan manusia berlalu lalang memenuhi koridor tempat di mana para pedagang mendirikan kios - kios kecil untuk menjajakan dagangan mereka . Rasa sesak dan sumpek begitu sarat ketika ia masuk ke dalam bangunan bertingkat empat , di kiri maupun di kanan penuh dengan aktivitas jual - beli para pedagang ataupun para pedagang yang sekedar menawarkan kepada setiap orang yang lewat .

Lelah sekali rasanya . Seperti mereka tidak menemukan toko yang mereka cari . Kebanyakan kios - kios di sana menjual bumbu rempah - rempah , pakaian , dan sayur / buah - buahan - tidak ada toko yang menjual barang - barang antik . Mereka hampir putus asa , tapi itu sirna ketika aku melihat sesuatu .

" Ayah di sana ! " serunya pada ayah .

Ia menunjuk salah satu kios yang berplang ' Toko Antique Abadi ' . Ia tertarik dan mengajak ayahnya ke sana , sepertinya ayah juga tertarik dengan toko itu, kemudian mereka langsung menghampirinya .

Di depan toko itu , mereka disambut dengan ramah oleh seorang laki - laki yang ditaksir berumur 30 - an , wajahnya agak kekotakkan , kulit sawo bersih , tersenyum tipis pada mereka .

" Mau cari apa , pak ? " tanya laki - laki itu .

" Mau cari lukisan antik , bisa dilihat - lihat dulu pak ? "

" Oh silakan pak . " Laki - laki itu mempersilahkanmereka untuk melihat lukisan ynag terpajang .

Di toko yang berukuran 11 x 5,5 meter itu memuat beberapa koleksi benda antik mulai dari guci , patung , vas bunga , sampai lukisan . Semua dipanjang rapi sesuai dengan tempatnya meskipun toko itu tidak terlalu luas . Ayah memandang - mandangi satu per satu lukisan yang melekat di pajangan , mayoritas tema lukisan adalah pemandangan , flora , dan fauna . Tema lukisan seperti itu sudah banyak memenuhi dinding rumahnya . Ia ingin mencari tema - tema baru yang lebih menarik sampai pandangan matanya tertuju pada salah satu lukisan di sudut .

" Kalau yang ini , apakah dijual ? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun