Armand sadar beberapa menit lalu setelah dikeroyok oleh mereka bertiga . Tubuhnya masih merasakan sakit , nyeri hingga dia belum bisa menopang badan nya .
Dia menyeret badan nya untuk mencapai mayat Rania yang tidak terlalu jauh dari nya . Dia menyeret badannya dengan tenaga yang ada hingga dia sampai . Armand mencoba bangkit walaupun rasa sakit masih menyiksa dan akhirnya dengan bersusah payah , Armand duduk dan mencoba mengambil tubuh Rania menaruh ke dalam dekapan nya .
Dipandangi nya tubuh Rania yang tak bernyawa , gadis yang sangat dicintainya itu . Tanpa terasa tetesan air mata mengalir dari sudut pelupuk matanya . Tangisnya memecah kesunyian dan semakin keras , menggema di ruangan eksekusi itu , sambil menggoyang - goyangkan badan Rania berharap dia masih hidup .
" RANIA ? BANGUN RANIA ?! BANGUN ! " Armand masih saja berusaha untuk membangunkan Rania tapi apa daya usaha nya sia - sia , Tuhan sudah menjemputnya .
" RANGGA ?! KAU ... !!! HARUS MEMBAYAR KEMATIAN RANIA !! KAU HARUS MATI DI TANGAN KU , RANGGA !!! " Armand berteriak keras dan tatapan mata nya merah padam seakan dirinya ingin sekali membunuh Rangga . Api dendam pun sudah membara dadanya .
Siang t'lah bertukar senja . Polisi t'lah tiba di pulau Hinako . Polisi mendapatkan informasi dari beberapa saksi dan teman - teman Rania . Pihak kepolisian yang baru saja tiba di tempat kejadian terkejut mendapatkan tubuh seorang wnita tergeletak tak bernyawa , tubuh bersimbah darah . Mereka menduga t'lah terjadi pembunuhan di tempat itu dan melihat ada luka tusukan senjata tajam di dada Rania .
Orang tua Rania yang ikut bersama polisi tersebut menangis histeris melihat putri mereka meregang nyawa secara mengenaskan . Kepolisian memanggil tim pengangkut jenazah , ahli forensik dan otopsi guna mengetahui penyebab lebih lanjut pembunuhan Rania .
Jenazah Rania diterbangkan dengan menggunakan pesawat terbang khusus untuk dikebumikan . Orang tua masih menangis meratapi kepergian putri sulung mereka , mereka juga menyesal terlalu menekan anak mereka , mencari Rangga guna mempertanggung jawabkan janin yang ada di rahim nya .
Satu setengah jam t'lah berlalu , mereka sampai di bandara . Polisi bersiaga mengambil jarak dengan orang - orang yang mulai ramai melihat para polisi membawa sebuah kantung yang berisikan jenazah seorang wanita dan segera memanggil ambulance untuk dibawa ke rumah sakit .
Hari sudah malam , rencana penguburan Rania dilaksanakan pada pagi hari . Tetangga mulai berdatangan begitu juga dengan teman - teman kampus dan satu falkultas nya melayat , memberi penghiburan bagi orang tua Rania dan adik laki - laki nya yang duduk samping jenazah Rania yang sudah diletakkan dalam peti . Lenni yang saat itu masih di rumah duka , mencoba menghubungi Armand , tetapi nomor nya tidak aktif , begitu pula dengan Rangga , tidak ada satupun teman dekat Rania yang bisa diberi tahu tentang kabar dukacita ini .
Pemakaman t'lah dilaksanakan . Terdengar suara isak tangis dari teman - teman Rania . Mereka sangat menyayangkan kematian Rania yang begitu tragis dan berharap pihak kepolisian bisa menangkap tersangka pembunuhan tersebut . Masih terlihat orang tua Rania dan adik nya masih menangis tersedu - sedu mengiringi kepergian Rania yang petinya sudah tertimbun oleh tanah . Di tengah suasana haru tersebut , Rangga juga datang dan sekonyong - konyong menangis di depan makam Rania .