Data merupakan komponen penting dalam penyusunan sebuah tulisan. Data berasal dari bahan-bahan yang dikumpulkan untuk mengaji sebuah topik dalam dalam tulisan. Akan tetapi sebelum mengumpulkan data, maka kita harus mempersempit sebuah topik untuk memusatkan perhatian pada masalah yang khusus itu. Sehingga bahan-bahan yang dikumpulkan dapat lebih terfokus. Dengan begitu, maka kita bisa membahas topik tersebut secara terperinci dan mendalam. Setelah itu, kita bisa mengumpulkan bahan yang sesuai dengan topik tersebut.
Dalam mengumpulkan dan menguji data itu sendiri, kita dapat melakukannya dengan beberapa cara seperti mengadakan wawancara, mengadakan angket, mengadakan observasi, penelitian lapangan, atau mengadakan kepustakaan. Metode wawancara merupakan cara untuik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan. Pertanyaan yang diajukan tidak tergantung pada pertanyaan yang telah disiapkan tetapi dapat mengajukan pertanyaan lain jika dianggap perlu. Berbeda dengan metode wawancara, metode angket, daftar pertanyaannya dijawab secara terulis. Selain itu terdapat pula metode observasi, metode ini merupakan pengamatan langsung kepada suatu objek yang diteliti. Metode ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang singkat. Lain halnya dengan metode penelitian lapangan yang memerlukan waktu yang lebih lama. Metode ini merupakan usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan.
Metode lain yang dapat digunakan adalah penelitian kepustakaan. Metode ini merupakan metode yang memungkinkan seorang penulis mengekspresikan semua bahan dari bermacam-macam sumber menjadi sebuah tulisan yang teratur. Berbicara mengenai penelitian kepustakaan tentunya berkaitan erat dengan mekanisme perpusatakaan. Dalam pencarian referensi di perpustakaan, kita harus menggunakan mekanisme yang ada dalam mencari bahan yang diperlukan. Mekanisme standar yang dipakai dalam hal tersebut adalah kartu-kartu katalog dan buku-buku referensi.
Dengan kartu katalog maka seseorang dapat menemukan bahan yang diperlukan dengan mudah karena kartu katalog tersebut memuat keterangan tentang buku yang terdapat dalam sebuah perpustakaan. Sama halnya dengan buku-buku referensi yang dapat digunakan sebagai penerangan atau sebagai dasar untuk mencari keterangan yang khusus mengenai pokok-pokok tertentu. Yang termasuk dalam buku-buku referensi adalah buku katalogus, indeks majalah, indeks harian, kamus umum, ensiklopedia umum, kamus-kamus biografi dan sebagainya. Melalui pencarian data tersebut, penulis dapat mencatat bahan-bahan yang dianggap sangat penting yang nantinya akan terkumpul dan saling memiliki koherensi satu sama lain.
Dalam pengambilan data, kita biasanya membuat kutipan untuk menegaskan isi uraian atau untuk membuktikan apa yang dikatakan. Dengan kutipan, maka tulisan yang kita buat menjadi lebih berbobot karena kutipan tersebut menjadi referensi tambahan untuk mendukung tulisan yang dibuat. Menurut jenisnya, kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung berarti pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap sebuah teks asli sedangkan kutipan tak langsung berarti pinjaman yang mengambil inti sari dari sebuah teks asli. Dalam membuat kutipan, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Beberapa diantaranya, tidak mengadakan perubahan terhadap kata-kata atau tekhnis dari teks aslinya, tidak melakukan perubahan walaupun ditemukan kesalahan dalam teks aslinya, dan dapat menghilangkan bagian-bagian tertentu dari teks , tetapi tidak mengubah maknanya. Pembuatan kutipan sekurang-kurangnya memiliki dua tujuan yaitu untuk melakukan sorotan, analisa atau kritik dan memperkuat sebuah uraian. Mengutip tulisan orang lain dapat berarti menyetujui pendapat orang tersebut, sehingga dalam hal ini tanggung jawab penulis berperan penting di dalamnya.
Semua kutipan yang telah diambil harus dijelaskan mengenai sumber asalnya dalam sebuah catatan kaki. Catatan kaki bukan semata-mata hanya dimaksudkan untuk menunjuk sumber tempat terdapatnya sebuah kutipan, tetapi dapat juga dipakai untuk memberi keterangan-keterangan lainnya terhadap teks. Pada dasarnya, catatan kaki dibuat dengan maksud untuk menyusun pembuktian, menyatakan utang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya, menyampaikan keterangan tambahan, dan merujuk bagian lain dari teks. Selain itu, terdapat pula prinsip-prinsip dalam membuat catatan kaki seperti adanya hubungan catatan kaki dan teks, penulisan urut penunjukan,dan tekhnik pembuatan catatan kaki. Catatan kaki terbagi atas tiga macam yakni penunjukan sumber (referensi), catatan penjelas, dan gabungan sumber dan penjelas. Dalam sebuah catatan kaki yang menyangkut referensi, terdapat beberapa unsur yang harus termuat di dalamnya, yaitu nama pengarang, judul, data publikasi, dan jilid dan nomor halaman.
Lain halnya dengan bibliografi atau daftar pustaka. Bibliografi atau daftar pustaka merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang memiliki hubungan dengan tulisan yang kita buat. Melalui daftar pustaka maka kita dapat melihat kembali sumber asli dari kutipan yang telah diambil. Berbicara mengenai fungsi, fungsi bibliografi berbeda dengan fungsi catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dari pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Oleh sebab itu sebuah referensi harus menunjuk dengan tepat tempat di mana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya, harus dicantumkan pula nomor halaman di mana pernyataan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, dan dan referensi lain secara keseluruhan. Selain itu, bibliografi dapat pula berfungsi sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki. Dengan kata lain, bibliografi mendeskripsikan sebuah sumber secara lengkap dibandingkan catatan kaki. Dalam sebuah bibliografi, terdapat unsur-unsur pokok yang harus dimasukkan seperti nama pengarang, judul buku, data publikasi (penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid, dan jumlah halaman), dan judul (untuk artikel) ataupun nama buku tersebut.
Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat bahan itu sendiri. Cara menyusun bibliografi untuk buku tentunya berbeda dengan referensi lain seperti majalah, harian dan sebagainya. Akan tetapi dalam penyusunan bibliografi terdapat tiga hal penting yang harus dicantumkan yaitu pengarang, judul, dan data-data publikasi. Dalam penyusunan bibliografi itu sendiri, harus dilakukan berdasarkan ketentuan sesuai dengan sifat bahan referensi itu sendiri.
Pengumpulan data merupakan proses yang penting dalam menyusun sebuah tulisan. Dalam melakukan hal tersebut terdapat metode yang dapat digunakan sesuai dengan keinginan kita. Di samping itu, terdapat pula pengutipan dari sebuah tulisan yang dapat dijadikan pendukung dari tulisan yang kita buat. Dalam pengambilan kutipan itu sendiri, harus dicantumkan sumber asal dimana kutipan itu didapatkan sebagai pembuktian mengenai kebenaran kutipan tersebut. Dalam hal ini, catatan kaki dan bibliografi dapat menjadi media untuk memuat sumber kutipan yang kita ambil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H