Miris... mungkin adalah kata yang paling tepat utnuk menggambarkan kondisi tanah timbul yang diakibatkan oleh galian kolong, semacam dananu kacang pedang Pangkalpinang yang lebih dikenal Mendara oleh warga Pangkalpinang. dulu, lokasi ini ini adalah rawa-rawa habitatnya beragam burung, ikan dan hewan lainnya. Tapi sejak tahun 2007, untuk mengatasi banjir dan kebutuhan air bersih di Pangkalpinang, dilakukan pengerukan kolong sehingga di dapatkan sekitar 40 an hektar kolong dan 9 Hektar tanah Timbul.
Sejatinya, selesainya proyek tersebut kebutuhan air bersih di kota Pangkalpinang dapat diatasi. bukan hanya itu.. rencana besar pemerintah kota pada saat itu adalah menjadikan lokasi tersebut sebagai sarana wisata air. apa hendak dikata... sampai saat ini dana puluhan Milyar yang bersumber dari APBN, APBD propinsi maupun APBD kota yang digunakan belum bisa dirasakan oleh warga pangkalpinang. Bahkan, menurut sumber dari PDAM Kota Pangkalpinang, jika tidak dilakukan pengerukan ulang maka tidak sampai 5 tahun ke depan kolong tersebut tidak bisa di gunakan.
Demikian juga dengan tanah timbul akibat proyek tersebut. pengamatan kami sebagai warga Pangkalpinang, belum ada upaya untuk memanfaatkannya. yang terjadi adalah semak belukar dan tumbuhan tumbuh dengan liar di lokasi tersebut. Padahal, jika dikelola bisa menjadi sarana publik yang bagus. misalnya untuk taman kota. tempat wisata edukatif maupun hutan kota. mungkin saja dapat memenuhi target 30 % Ruang Terbuka Hijau sebagaimana amanat Unadang-undang.
Menghadapi suksesi kepemimpinan di kota Pangkalpinang tahun 2013. semoga menghadirkan pemimpin yang lebih peduli akan lingkungan dan sarana publik. ingat tempat nongkrongnya remaja kita saat ini hanya ATM. melihat perkembangan yang ada, dari sekian kandidat walikota, tak banyak yang memaparkan akan ketersedian ruang publik. mudah-mudahan calon walikota yang mendeklarasikan dirinya PEDULI dan MELAYANI, yang menuliskan programnya meningkatkan sarana publik salah satunya dapat memimpin kota Pangkalpinang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H