Mohon tunggu...
Armin Ishak
Armin Ishak Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Karnaval Budaya di Idul Adha Dari Negeri Tulehu Maluku Tengah

11 September 2012   13:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:37 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ambon Kompas.com- Guna mewujudkan rasa kebersa­maan dan pengabdian di antara pe­muda Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Mal­teng), yang terdiri dari berbagai suku dalam satu kesatuan pemuda Ha­turessy yang utuh, kompak dan tanggguh, akan menggelar karnaval budaya pada Hari Raya Idhul Adha 1433 Hijriah Oktober  2012 nanti. Perayaan Hari raya Idul Adha 1433 H yang diikuti dengan karnaval budaya merupakan, wahana parade budaya nasional, karena melibatkan berbagai suku yang telah lama menetap dan menjadi bagian dari masyarakat Negeri Tulehu seperti, suku Buton, Seram Timur, Kei, Jawa, Sumatera dan lainnya, sehingga menceminkan akulturasi/paduan budaya lokal dan budaya luar.

Acara tradisi ritual adat perayaan Idul Adha 1433 H akan berlangsung pada Oktober mendatang. Tradisi Abdau yang menjadi salah satu icon dari pada prosesi ritual adat akan digelar pada perayaan Idhul Adha yang diikuti dengan karnaval budaya.

“Ritual adat Abdau diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 Masehi, seabad setelah masuknya Islam ke Jazirah Leihitu. Abdau diseleng­garakan secara rutin setiap Hari Raya Idul Adha yang merupakan refleksi nilai sejarah yang terins­pirasi dari sikap pemuda Ansar yang dengan gagah dan gembira menyam­but hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah. Peristwa itulah yang meng­awali penyebaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Abda’u berasal dari kata abada yang artinya ibadah,” katanya.

Abdau diartikan sebagai sebuah pengabdian seorang hamba kepada Sang Pencipta. Pemuda negeri Tu­lehu menyatakan, mengabdi kepada Allah yang telah mencipta jagat raya dan isinya.

Abdau meru­pakan refeksi dari masyarakat Tulehu tempo dulu yang hidup berkelompok di hena-hena (kam­pung-kampung kecil) di antara Gunung Salahutu hingga bukit Huwe, yang belum mengenal agama samawi. Mereka menyambut para ulama yang membawa ajaran agama Islam dengan rasa syukur, ikhlas, dan gembira. Masuknya agama Islam di Jazirah Leihitu, khususnya di Uli Solemata di bagian timur Sala­hutu, adalah sebuah proses peruba­han peradaban manusia menjadi lebih baik. Abdau yang dilaksanakan dengan menggelilingi kampung ini juga dimaksudkan, untuk memper­tunjukan kebesaran Negeri Tulehu dalam mempertahankan ajaran agama islam.

Icon berikut dalam tradisi ini adalah “Kaul Negeri” yang juga merupakan inti dari semua perayaan Hari Raya Idul Adha.

“Tradisi ini dilakukan dengan persembahan tiga ekor kambing kaul sebagai hewan kurban, yang diantar keliling kampung dangan atraksi/tarian hadrat oleh sekelom­pok pemuda dengan mengalunkan Asma Allah sebagai pengakuan atas kebesaran dan kesucian dan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” .

Penyembelihan ketiga hewan ini, sebagai wujud keikhlasan Nabi Ibrahim SAW, yang rela mengorbankan anak satu-satunya kepada Allah, kendati ke­mudian Ismail digantikan domba atas perintah Tuhan. Tradisi ini meru­pakan bagian dari Parade Budaya Lokal Negeri Tulehu.

Parade budaya ini esensinya merupakan perayaan Idul Kurban sehingga Negeri Tulehu yang dikenal dengan sebutan Amang Barakate akan selalu dilin­dungi oleh Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun