Ambon Kompas.com- Guna mewujudkan rasa kebersamaan dan pengabdian di antara pemuda Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), yang terdiri dari berbagai suku dalam satu kesatuan pemuda Haturessy yang utuh, kompak dan tanggguh, akan menggelar karnaval budaya pada Hari Raya Idhul Adha 1433 Hijriah Oktober 2012 nanti. Perayaan Hari raya Idul Adha 1433 H yang diikuti dengan karnaval budaya merupakan, wahana parade budaya nasional, karena melibatkan berbagai suku yang telah lama menetap dan menjadi bagian dari masyarakat Negeri Tulehu seperti, suku Buton, Seram Timur, Kei, Jawa, Sumatera dan lainnya, sehingga menceminkan akulturasi/paduan budaya lokal dan budaya luar.
Acara tradisi ritual adat perayaan Idul Adha 1433 H akan berlangsung pada Oktober mendatang. Tradisi Abdau yang menjadi salah satu icon dari pada prosesi ritual adat akan digelar pada perayaan Idhul Adha yang diikuti dengan karnaval budaya.
“Ritual adat Abdau diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 Masehi, seabad setelah masuknya Islam ke Jazirah Leihitu. Abdau diselenggarakan secara rutin setiap Hari Raya Idul Adha yang merupakan refleksi nilai sejarah yang terinspirasi dari sikap pemuda Ansar yang dengan gagah dan gembira menyambut hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah. Peristwa itulah yang mengawali penyebaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Abda’u berasal dari kata abada yang artinya ibadah,” katanya.
Abdau diartikan sebagai sebuah pengabdian seorang hamba kepada Sang Pencipta. Pemuda negeri Tulehu menyatakan, mengabdi kepada Allah yang telah mencipta jagat raya dan isinya.
Abdau merupakan refeksi dari masyarakat Tulehu tempo dulu yang hidup berkelompok di hena-hena (kampung-kampung kecil) di antara Gunung Salahutu hingga bukit Huwe, yang belum mengenal agama samawi. Mereka menyambut para ulama yang membawa ajaran agama Islam dengan rasa syukur, ikhlas, dan gembira. Masuknya agama Islam di Jazirah Leihitu, khususnya di Uli Solemata di bagian timur Salahutu, adalah sebuah proses perubahan peradaban manusia menjadi lebih baik. Abdau yang dilaksanakan dengan menggelilingi kampung ini juga dimaksudkan, untuk mempertunjukan kebesaran Negeri Tulehu dalam mempertahankan ajaran agama islam.
Icon berikut dalam tradisi ini adalah “Kaul Negeri” yang juga merupakan inti dari semua perayaan Hari Raya Idul Adha.
“Tradisi ini dilakukan dengan persembahan tiga ekor kambing kaul sebagai hewan kurban, yang diantar keliling kampung dangan atraksi/tarian hadrat oleh sekelompok pemuda dengan mengalunkan Asma Allah sebagai pengakuan atas kebesaran dan kesucian dan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” .
Penyembelihan ketiga hewan ini, sebagai wujud keikhlasan Nabi Ibrahim SAW, yang rela mengorbankan anak satu-satunya kepada Allah, kendati kemudian Ismail digantikan domba atas perintah Tuhan. Tradisi ini merupakan bagian dari Parade Budaya Lokal Negeri Tulehu.
Parade budaya ini esensinya merupakan perayaan Idul Kurban sehingga Negeri Tulehu yang dikenal dengan sebutan Amang Barakate akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H