Mohon tunggu...
Armin Bell
Armin Bell Mohon Tunggu... profesional -

Blogger, Orang Indonesia, Telinga - Sebuah Antologi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Pemuja Matahari

29 November 2011   09:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:03 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa siang dan bukan malam
Sedang aku menunggu kelam
Untuk kembali ke bumi dalam
Tempat kata hati semayam

Terlalu ramai hari ini
Dengan cerita-cerita tak berhenti
Tentang gegas manusia melampau hari
Mengejar menindas lalu berlari

Mengapa siang dan bukan malam
Saat nyanyian terdengar lebih merdu
Meski hanya setengah suara

Kepada engkau yang berlari melintas siang
Tak inginkah menemaniku pada malam
Mari bernyanyi setengah suara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun