Mohon tunggu...
Armin Bell
Armin Bell Mohon Tunggu... profesional -

Blogger, Orang Indonesia, Telinga - Sebuah Antologi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Telah Terbit: Antologi Cerpen - Telinga

21 Desember 2011   02:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengumpulkan keberanian, komentar, kritik, pujian dan melalui berbagai proses diskusi perbaikan, akhirnya November kemarin, buku pertama saya terbit juga. Sebuah proses yang panjang dalam berkarya terlewati tanpa terasa. Menyenangkan, menegangkan, membingungkan; begitu rasanya mendapat konfirmasi dari penerbit bahwa buku tersebut akhirnya di-launching. Sebagai karya pertama, Telinga - Sebuah Antologi tentu saja masih jauh dari sempurna, tetapi saya percaya berbagai diskusi yang digelar setelah kelahirannya akan banyak membantu proses pendewasaan dalam berkarya.

Deskripsi: Telinga - Sebuah Antologi merupakan kumpulan cerpen reflektif dengan cerita yang menyentuh dan gaya bertutur yang kuat dengan pilihan diksi yang memukau. Dalam Telinga misalnya, penulis melukiskan ketidakberdayaan seorang pemuda menjelaskan rasanya kepada perempuan yang dikaguminya dengan kuat.

Kau tahu siapa engkau bagiku selama ini. Kau adalah menit yang kupercepat pada siangku agar segera senja dan aku boleh bersamamu. Kau adalah payung yang kubeli agar mampu menembus hujan dan aku boleh tetap melihatmu. Kau tahu itu, dan aku tetap tak tahu siapakah aku buatmu?

Cerpen ini sebelumnya pernah dimuat di Kompasiana lalu mengalami 'masa rendam' sekian lama untuk kemudian diberi tambahan konflik personal dan membuatnya menjadi 'drama' kecil di ruang personal.

Antologi Telinga juga memuat beberapa kisah yang menyentuh wilayah lain. Kenangan ditinggalkan dilukiskan dengan manis dan kuat pada esai Lelaki Hujan: Maka aku tak suka hujan hari ini dengan sempurna. Setiap tetesnya sepenuh hati mengembalikan tiap detik kita yang dulu dan aku tak suka.

Antologi Telinga, untuk Anda yang menghargai ruang personal, juga sebagai hadiah tahun baru untuk semua yang menyukai dunia sastra "^_^/

Buku ini diterbitkan secara indie, bekerja sama dengan penerbit Leutikaprio Jogja; dan karenanya distribusi hanya dilakukan secara online. Untuk pemesanan, silahkan klik di sini.

Selamat menyongsong Tahun Baru 2012

Salam

Armin Bell - Ruteng Flores

PS: :: Jika melakukan pemesanan Online, jangan lupa untuk melakukan konfirmasi via SMS dan E-mail penerbit, plus tuliskan nomor rekening yang anda gunakan untuk transfer biaya pembelian:: ::Jika berkenan, tuliskan kritik atau review atas buku ini di akun Kompasiana anda atau di Blog::

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun