Mohon tunggu...
Armin Bell
Armin Bell Mohon Tunggu... profesional -

Blogger, Orang Indonesia, Telinga - Sebuah Antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seniman Jangan Mau Dipolitisasi

25 Februari 2011   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:16 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12986463061109813666

[caption id="attachment_91971" align="alignleft" width="300" caption="Permain Caci, Salah Satu Seni Budaya Manggarai (foto:arminbell)"][/caption] Sudah bukan rahasia lagi, di negeri ini banyak sendi kehidupan yang disisipi dengan kepentingan politik. Para politisi biasanya berlomba menitipkan kepentingannya pada orang atau kumpulan orang atau organisasi yang dianggap prospektif dan bernilai besar untuk memuluskan perjalanan mereka meraih sesuatu. Banyak fakta yang mendukung pernyataan tersebut dan yang sedang jelas tersaji di depan mata adalah dunia sepakbola yang harus diakui juga sudah berubah menjadi ranah politik dengan permainan kepentingan besar. Tetapi jika mau melihat lebih jujur, tidak hanya organisasi bernama PSSI yang bermuatkan kepentingan politik. Media massa, organisasi massa, lingkup Pegawai Negeri Sipil juga tidak lepas dari dunia politik. Sebegitu berpengaruhnya politik dalam tiap derap kehidupan dewasa ini membuat banyak kalangan menggeneralisir bahwa sudah tidak ada lagi sendi kehidupan yang tidak bermuatkan politik praktis. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat banyak ekses tak sedap yang kemudian muncul karena perbedaan kepentingan akibat masuknya pengaruh politik dalam organsisasi yang pada awal pembentukannya sama sekali tidak bertujuan politis. Berkaca pada situasi aktual tersebut, Bupati Manggarai Drs. Christian Rotok menitipkan harapan pada para seniman Manggarai Nusa Tenggara Timur untuk tidak ikut bermain di wilayah politik. Seniman harus menjadi orang yang berjuang untuk tujuan yang mulia yakni menciptakan indahnya kebersamaan. "Seniman jangan mau dipolitisasi. Jika para politisi mau memanfaatkan para seniman untuk tujuan politik, seniman harus berani menolaknya," papar Rotok saat memberikan sambutan dalam perayaan Ulang Tahun pertama IPSEN (Ikatan Penggiat Seni) Par Leso Manggarai hari ini (25/2) di Gedung Manggarai Convention Center Ruteng Flores. Rotok yang untuk periode ke dua memimpin Manggarai bersama wakil bupati Dheno Kamelus menambahkan, menjadi seniman haruslah berani menjadi orang yang independen, dan tidak memiliki kepentingan lain selain untuk kemajuan seni itu sendiri. Hadir dalam perayaan ulang tahun tersebut, seluruh jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten Manggarai, pelaku dunia pariwisata dan pengelola hotel dan restoran di wilayah Ruteng dan sekitarnya. IPSEN Par Leso Ikatan Penggiat Seni Par Leso adalah sebuah wadah berkumpulnya seniman dan budayawan Manggarai dengan tuuan utama mengembangkan seni dan budaya Manggarai baik dari segi kualitas maupun kuantitas karya. Organisasi ini didirikan setahun silam, tepat tanggal 14 Februari 2010, dengan lima fokus kesenian yakni: seni budaya tradisi, seni tari, seni sastra, seni rupa dan seni musik. Menurut komponis lagu-lagu Manggarai Felix Edon yang juga menjadi ketua IPSEN Par Leso, wadah ini berdiri untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman atas pertanyaan eksistensi entitas budaya Manggarai. Semua seniman di wilayah ini, sejak awal sudah berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk pengembangan budaya Manggarai sekaligus berkomitmen melakukan penggalian akar kesenian Manggarai untuk kemudian diwariskan kepada generasi berikutnya. "Ke depan, kita berusaha agar organisasi ini bisa membuat semacam literatur budaya dari lima bidang seni yang digarap," kata Felix pada sebuah kesempatan. "Meski saat ini Manggarai dibagi dalam tiga wilayah Kabupaten, namun IPSEN Par Leso bertujuan menyatukan semua seniman dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat, karena secara budaya tidak ada perbedaan dan tidak boleh dipisah-pilah," tambah pria yang sudah menciptakan ratusan lagu Manggarai dan menghasilkan puluhan album pop Manggarai ini. Nama Par Leso sendiri dipakai untuk mengingatkan para seniman akan titik awal dari niatan berdirinya Ikatan Penggiat Seni ini. Par Leso adalah ungkapan dalam bahasa Manggarai untuk Matahari Terbit. Semangat yang mau dibangun adalah semangat untuk memberikan pencerahan sekaligus tanda kebangkitan pengembangan seni budaya di Manggarai, agar tidak tergerus oleh lajunya perubahan budaya global yang dikhawatirkan akan menghilangkan entitas lokal. Karenanya, sejak berdiri setahun yang lalu, organisasi ini aktif melakukan advokasi budaya pada sanggar-sanggar seni yang sudah ada di Manggarai, serta ikut membidani lahirnya sanggar seni baru. Organisasi ini juga telah melaksanakan pentasan seni untuk seniman lokal dan ikut aktif dalam Pekan Budaya Flores Lembata pada Agustus 2010 silam. Sementara itu, seniman dari tiap sanggar binaanlah yang mementaskan karya mereka dalam perayaan ulang tahun IPSEN Par Leso yang pertama Jumat (25/2). "Kepada merkalah kita titipkan harapan, agar kebudayaan Manggarai tetap eksis dan mampu menjadi bagian penting dalam kebudayaan bangsa ini," papar salah seorang seniman usai acara. Meski demikian, membangun dunia kesenian di Manggarai bukan tanpa masalah. "Para seniman adalah tipikal manusia yang sensitif dengan ego yang sangat tinggi, sehingga ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi IPSEN untuk menjadi wadah yang tampan sebagai tempat berdiskusi," kata Felix. Pria yang juga mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai ini sendiri merasa optimis persoalan tersebut bisa diatasi, karena IPSEN lahir dari kebutuhan para seniman Manggarai dan bukan karena paksaan. "Kita juga beruntung, karena pemerintah memberikan perhatian berupa fasilitas sekretariat dan gedung pementasan di MCC. Organisasi ini pasti berkembang dengan baik," jelasnya. Meski mengalami kesulitan dalam pendanaan, namun organisasi ini tidak akan pernah mati. "Ada semangat yang besar, dan apresiasi yang baik dari pihak-pihak lain, sehingga berkesenian akan menjadi menyenangkan di wilayah ini. Pemerintah Kabupaten Manggarai sendiri merasa bahwa IPSEN adalah wadah yang penting dan terus dibina, karenanya Bupati Manggarai Drs. Christian Rotok meminta, jika perlu pembiayaan kegiatan IPSEN juga dianggarkan dalam APBD Kabupaten Manggarai. "Kalau memang IPSEN Par Leso ini berniat menjadi payung bagi pengembangan seni budaya Manggarai, tidak ada salahnya juga kegiatan mereka dianggarkan dalam APBD," ungkapnya dalam sambutan perayaan ulang tahun tersebut. Namun Bupati Rotok juga tetap mengingatkan agar organisasi ini tidak terjebak dalam permainan kepentingan politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun