Perjalanan berlanjut dengan menaiki kapal pesiar di Selat Bosphorus. Di Selat Bosphorus ini kita dengan mudahnya melihat dua sisi benua di sebelah kanan dan kiri. Di tengah-tengah ini terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan dua benua, untuk memudahkan perjalanan darat. Dari kapal pesiar saya merasakan langsung hembusan angin dari selat, wuuushh
Bagaimana dengan shopping? Tentu saja banyak pilihan tempat untuk berbelanja di Turki. Dari mall, Grand Bazaar, Spice Bazaar, Taksim street, dll. Biasanya tempat yang sering dikunjungi untuk shopping dan membeli oleh-oleh baik makanan dan souvenir di Spice Bazaar karena harganya lebih miring dibanding yang lain. Saya juga sempat ke Taksim Street untuk shopping, kalau disini merupakan wilayah pertokoan sepanjang 1,5 km yang juga dilewati trem.
Saat sedang bersantai menunggu bis rombongan di Starbucks pinggir alun-alun Taksim, terlihat banyak wartawan dan kameramen yang duduk di kedai kopi ini dan sepertinya menunggu sesuatu. Ah! Saya baru ingat, saat itu memang sedang musim demo di Istanbul, Turki. Terlihat juga para polisi sore itu sudah berjaga-jaga di tepi alun-alun. Demo ini menurut saya demo yang teratur dan disiplin.
Perjalanan saya saat di Turki harus berakhir saat di Taksim street, yang menandakan kami semua harus segera ke bandara untuk melanjutkan penerbangan Istanbul-Madinah. Banyak kesan yang saya dapat saat disini. Bukan berarti tidak cinta Indonesia. Loving Indonesia is a must! Selain travelling,banyak hal yang saya dapat disini. Mempelajari sejarah peradaban Islam, perpaduan budaya, dan banyak hal lain yang bisa saya nikmati dengan berkunjung ke belahan duniaNya yang lain.
Seni tekrar görüşürüz Turki!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H